Media sosial kembali dihebohkan dengan kasus percintaan Kaesang dan mantan kekasihnya, Felicia Tissue. Kaesang dikabarkan melakukan ghosting kepada Feli saat memutuskan hubungan.
Sebelumnya pasangan yang sudah menjalani hubungan selama kurang lebih 5 tahun tersebut berakhir kandas. Orangtua Felicia beberapa waktu yang lalu juga buka suara terkait hubungan anaknya dengan Kaesang yang disinyalir berakhir dengan tidak baik.Â
Kaesang dikabarkan memutuskan hubungan dengan Feli dengan cara 'ghosting' atau tiba-tiba menghilang begitu saja. Ketidakjelasan dalam mengakhiri hubungan ternyata berpengaruh dengan kehidupan seseorang, lho. Itulah pentingnya melakukan closure dan bahaya ghosting dalam memutuskan hubungan.
Mantan Kaesang Pangarep, Felicia Tissue buka suara soal kandasnya asmaranya dengan putra bungsu Presiden @Jokowi . Hal ini disampaikan Felicia dalam kanal Youtubenya yang diunggah pada Rabu (26/5).
Selengkapnya di: https://t.co/3pcvGSoLyu pic.twitter.com/9AdQO90WLz--- KOMPAS TV (@KompasTV) May 27, 2021
Apa itu ghosting dalam hubungan?
Istilah ghosting merujuk kepada sikap seseorang yang tiba-tiba menghilang dan memutus komunikasi tanpa memberikan alasan apa-apa. Pemutusan komunikasi bisa berupa menggunakan fitur blokir terhadap media sosial dan media komunikasi.
Dalam sebuah hubungan, ghosting kerap dikaitkan dengan situasi yang menggantung. Bayangkan saja, kamu tengah menjalin komunikasi yang baik dengan seseorang. Tanpa ada alasan apapun, komunikasimu diputus secara sepihak tanpa penjelasan. Oleh karena itu, saya menyebut pemutusan hubungan erat kaitannya dengan 'closure'.
Berdamai dengan Kehilangan:Â Mengapa Susah Move On?
Apa itu closure dalam hubungan?
Closure diambil dari bahasa Inggris yang bermakna 'penutupan'. Sama halnya dengan hubungan yang hendak diselesaikan, maka penutupan hubungan juga harus diselesaikan dengan baik.
Hubungan kan dimulai berdua, sudah semestinya saat selesai juga diselesaikan secara berdua. Kasus Kaesang dan Feli adalah contoh hubungan yang diputuskan tanpa closure. Apakah hubungan yang diputuskan dengan cara ghosting dan tanpa closure itu berbahaya?Â
Secara pribadi, sesuai pengalaman yang pernah saya alami, yes betul---mengakhiri hubungan tanpa closure itu berbahaya.
Baca juga:Â Hubungan Toxic yang Harus Kamu Hindari Biar Pacaran Damai
Bahaya mengakhiri hubungan dengan ghosting/tanpa closure
Mengakhiri hubungan tanpa closure berpotensi menghancurkan hidup seseorang
Percayalah, ghosting itu berbahya dan berpotensi menghancurkan hidup seseorang. Apalagi hubungan yang diputuskan adalah hubungan yang sudah dijalani sangat lama.
Bagaimana rasanya ditinggalkan dan diputuskan tanap penjelasan? Yang ditinggalkan akan dipenuhi dengan tanda tanya besar:
"Kok gue diputusin, ya? Salahnya apa? Gue bikin kesalahan dimana, ya?"
Pertanyaan yang tidak berujung bisa menyebabkan kesedihan yang berlarut. Oleh karena itu, saat memutuskan hubungan usahakan untuk tidak melakukan ghosting dan berikan closure.
Baca juga:Â Lagu Sedih Bikin Tambah Susah Move On?
Jelaskan alasan yang sejujurnya mengapa ingin putus
Berdasarkan kasus percintaan Kaesang dan Feli, yang saya tangkap adalah keduanya putus tanpa penjelasan. Kaesang tiba-tiba memutus hubungan dengan Feli tanpa memberikan alasan dan penjelasan yang bisa diterima.
Oleh karena itu, melalui kanal Youtube. Feli memberikan klarifikasi dan meminta supaya Kaesang beritikad baik dalam memutuskan hubungan dengannya.
"Ini bukan masalah jodoh atau tidak berjodoh, tapi ini masalah ETIKA" Â - Felicia Tissue
Sekali lagi, melaluiartikel ini saya turut menegaskan bahwa memutuskan hubungan hendaknya dilakukan secara baik-baik. Hindari ghosting dan pastikan hubungan yang sudah berakhir tidak menyisakan utang berupa closure.
Maka, jangan heran ketika seseorang bertanya "kenapa kita putus? Alasannya apa?"
Sekalipun alasannya berpotensi menyakiti hatinya, sampaikanlah! Kejujuran yang meyakitkan jauh lebih baik daripada sikap nge-ghosting dan hubungan tanpa closure.
Baca juga:Â Tips Sukses Menjalani Hubungan LDR