Mohon tunggu...
Stefani Ditamei
Stefani Ditamei Mohon Tunggu... Mahasiswa - K-drama Enthusiast

Mahasiswa (pejuang tugas akhir) program studi Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cara dan Pentingnya Mengatur Skala Prioritas Kebutuhan

26 Mei 2021   18:32 Diperbarui: 30 Mei 2021   10:00 1585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, pasti erat kaitannya dengan skala prioritas. Entah menyangkut pekerjaan, kebutuhan, hingga studi. Melalui artikel ini, saya akan mengulas pentingnya mengatur skala prioritas kebutuhan.

Saya mulai menyadari pentingnya mengatur skala prioritas kebutuhan saat masuk dunia perkuliahan. Saya merantau ke luar kota, jauh dari pantauan orang tua dan dipercaya untuk mengatur segala sesuatunya sendirian. 

Sejak awal mendaftar kuliah, mencari kosan, hingga mempersiapkan kebutuhan sehari-hari selama di perantauan saya melakukannya sendirian. 

Oleh karena itu, saat pertama kali mencoba merantau, saya sedikit terkejut dan kesulitan saat mengatur keuangan. "kok boros banget, ya?" "Lah, ngapain beli ini kan udah punya?" 

Hal-hal seperti boros, suka membeli barang yang 'enggak penting-penting banget' kemudian menyadarkan saya akan pentingnya mengatur skala prioritas kebutuhan.

Baca juga: Ide Bisnis Usaha Sampingan Anak Kuliahan

Apa itu skala prioritas kebutuhan?

Skala prioritas secara umum dipahami sebagai sesuatu yang dianggap paling penting dan menjadi yang utama. Maka jika dikaitkan dengan skala prioritas kebutuhan, kita dapat menyebutnya sebagai kebutuhan yang diurutkan mulai dari yang terpenting hingga yang secondary (sifatnya kebutuhan tidak wajib). 

Mengatur skala prioritas kebutuhan nyatanya sangat membantu saya dalam mengatur kebutuhan sehari-hari. Saya jadi bisa memilah apa saja yang harus segera dipenuhi hingga dapat menahan diri untuk tidak sembarangan membeli sesuatu.

Pentingnya mengatur skala prioritas kebutuhan

Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, mengatur skala prioritas kebutuhan membantu saya untuk terhindar dari gaya hidup boros dan dapat mengendalikan diri terhadap nafsu membeli barang-barang. Selain itu, pentingnya mengatur skala prioritas kebutuhan adalah sebagai berikut.

- Salah satu strategi yang baik dalam mengatur keuangan 

Mengatur keuangan untuk kehidupan sehari-hari tidaklah mudah. Jika tidak menggunakan skala prioritas kebutuhan, maka kita bisa tergiur mengalokasikan uang kita terhadap sesuatu yang dirasa kurang penting.

Ilustrasi strategi mengatur keuangan(pexels)
Ilustrasi strategi mengatur keuangan(pexels)
Misalnya saja, saya memilih menggunakan uang untuk membeli kipas angin daripada setrika. Kondisinya pada saat itu setrika saya rusak, sedang musim hujan (cuaca tidak begitu panas), namun saya malah membeli kipas angin.

Padahal menyetrika adalah kebutuhan yang krusial. Karena kesalahan tersebut, saya harus mengalokasikan pengeluaran tambahan untuk laundry pakaian. Nah, jadi boros kan?

Baca juga: Pomodoro Technique: Kiat Sukses Mencegah Burn Out Saat Bekerja

- Terhindar dari gaya hidup boros, bisa menabung

Mengatur skala prioritas kebutuhan menghindarkan saya dari gaya hidup boros. Saya belajar mengalokasikan pengeluaran untuk kebutuhan yang prioritas dan memiliki sedikit pemasukan untuk ditabung.

Ilustrasi menabung (Pexels)
Ilustrasi menabung (Pexels)
Setiap kali saya ingin membeli barang, harus benar-benar saya renungkan: "Apa urgensinya membeli ini? Apakah barang ini jadi yang paling saya butuhkan di kondisi sekarang?" 

Menanyakan hal tersebut kepada diri sendiri juga tidak kalah penting supaya terhindar dari gaya hidup boros dan bisa menabumg.

- Kebiasaan baik saat merantau

Mengatur skala prioritas kebutuhan sangat membantu saya saat merantau ke luar kota. Saya tidak lagi kebingungan untuk mengatur pengeluaran keuangan. Kebutuhan yang penting sudah terpenuhi, kehidupan sehari-hari berjalan secara lancar dan baik.

Baca juga: Cara Pilih Kosan Murah yang Nyaman ala Anak Perantauan

Cara mengatur skala prioritas kebutuhan

Untuk memulai awalnya memang sulit. Kita harus konsentrasi secara penuh untuk fokus terhadap kebutuhan yang prioritas. Lantas, bagaimana caranya mengatur skala prioritas kebutuhan?

- Buat checklist, dicatat!

Cara yang satu ini memang sedikit 'ribet', namun ampuh untuk diterapkan. Dengan dicatat, kita jadi lebih mudah memahami kebutuhan mana saja yang harus jadi prioritas.

Ilustrasi membuat catatan skala prioritas kebutuhan (Pexels)
Ilustrasi membuat catatan skala prioritas kebutuhan (Pexels)
Kita bisa membuat susunan kebutuhan mana saja yang harus dipenuhi lebih dulu dan yang bukan. Berikut contohnya, saat saya mencoba membuat skala prioritas kebutuhan secara singkat terkait pengeluaran keuangan:
  • Makan dan minum sehari-hari
  • Membayar sewa kos
  • Kebutuhan studi (print, fotokopi, buku)
  • Kebutuhan untuk mencuci baju dan membersihkan ruangan kamar
  • Hiburan (jajan, menonton film)
  • Kebutuhan secondary lainnya

- Buat catatan keuangan pribadi

Biar semakin tertata, biasakan untuk mencatat pengeluaran pribadi seperti pemasukan dan pengeluaran. Suapaya tidak bingung, kamu bisa membuatnya perminggu atau malah perbulan.

Mencatat pemasukan dan pengeluaran mempermudah kamu untuk mengalokasikan skala prioritas kebutuhan.

Nah, itulah cara dan pentingnya mengatur skala prioritas kebutuhan. Cara tersebut juga membantu kita untuk mengatur keuangan pribadi. Semoga ulasan ini membantu kamu sekaligus dapat menjadi tips keuangan. Selamat mencoba, ya!

Baca juga: Tips Interview Online Saat Melamar Kerja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun