Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan berita tentang Aisyah, anak berusia 4 tahun yang meninggal dunia lantaran menjadi korban keegoisan kedua orangtuanya. Aisyah ditemukan meninggal dunia dan diperkirakan jenazahnya berada di rumah selama kurang lebih 4 bulan.
Kejadian tersebut sontak mengagetkan banyak pihak, pasalnya, Aisyah menjadi korban atas keegoisan orangtuanya yang melakukan praktik dukun. Aisyah dituduh kerasukan sosok makhluk halus karena tingkah-polahnya dinilai terlalu hiperaktif.
Orangtua Aisyah melakukan praktik dukun kepada anaknya dengan cara menenggelamkan Aisyah di dalam air selama beberapa kali hingga meninggal dunia. Mereka percaya bahwa Aisyah akan hidup kembali setelah melakukan ritual 'pembersihan'.
Terungkapnya kematian Aisyah jelas jadi duka kita bersama. Saya secara pribadi menaruh perhatian besar terhadap perlindungan dan keamanan anak-anak di Indonesia. Anak-anak harus dijaga sebab mereka adalah generasi penerus yang akan menopang negara kita. Jika negara tidak menaruh perhatian dengan serius kepada kasus kekerasan kepada anak, bagaimana nasib mereka?
Baca juga: Peringati Hari Anak Sedunia: Waktunya untuk Lebih Melek tentang Hak-hak Anak oleh Zahra Haura Hanan
Tepat setahun silam, tanggal 23 Juli 2020 di Hari Anak, Presiden Jokowi mengucapkan selamat hari anak melalui media sosial, beliau menyampaikan harapan besar supaya pandemi covid19 segera berlalu supaya anak-anak segera belajar dan bermain dengan bebas.
“Mereka tak lagi bebas bermain bersama kawan-kawan sebaya. Sebagian mereka harus belajar dari rumah pada hari sekolah.”ungkap Presiden Jokowi (23/7/20) silam.
Semoga dik Aisyah mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan. Amiin pic.twitter.com/HVqgvZ0YvZ— Mazzini (@mazzini_gsp) May 17, 2021
Namun, permasalahan anak-anak di Indonesia tidak hanya tentang 'belajar' dan 'bermain' saja. Nyatanya, permasalahan serius yang dialami dan dijumpai adalah kasus kekerasan (fisik, seksual, mental), eksploitasi, dan kurangnya perhatian terhadap nasib pendidikan mereka.
Saya berharap negara menaruh perhatian besar terhadap kasus kekerasan yang menimpa anak-anak di Indonesia. Mereka butuh dilindungi, ditolong, dan dijaga. Selain kasus Aisyah, berikut kasus kekerasan anak lainnya yang terjadi di Indonesia, terjadi kurun waktu terdekat di tahun 2021.
Kasus kekerasan anak di Sumatera Utara: Balita usia 2 tahun dibunuh ibu kandung bersama selingkuhannya
KKasus pembunuhan balita berusia 2 tahun terjadi di Bengkalis. Korban tak bersalah tersebut meninggal dunia lantaran dibunuh oleh ibunya, YN (34), seorang ibu rumah tangga yang menganiaya korban selama tiga hari.
Perilaku jahatnya tersebut dilakukan bersama pria selingkuhannya. Nasib naas balita berusia 2 tahun harus mengakhiri hidupnya karena dicekoki cabai dan dibanting ke lantai oleh ibunya. Perilakunya tersebut diakui tersangka dilakukan di bawah kendali alkohol/mabuk. Selain itu, tersangka berdalih perilakunya tersebut dilakukan atas dasar pengusiran roh jahat yang mereka percayai berada di tubuh anaknya.
Baca juga: Anak di Bawah Umur Dianiaya Ayah Kandungnya oleh L. Sianturi
Pembunuhan balita berusia 2 tahun di Bengkalis adalah bukti bahwa kasus kekerasan di Indonesia sudah sangatlah parah. Sudah jadi tanggung jawab bersama untuk melindungi anak-anak tak bersalah dari perilaku jahat orang dewasa.
Bocah dianiaya pengamen dan viral di media sosial
Kasus kekerasan anak di Indonesia juga dialami oleh bocah pengamen jalanan yang ditampar dan dipukuli oleh Suryani (46), warga Palembang yang merupakan nenek korban.
Kasus penganiayaan bocah pengamen di Palembang adalah kasus yang terdeteksi. Bagaimana dengan kasus kekerasan anak di Indonesia yang belum terdeteksi? Bisa dipastikan ada, tersembunyi, dan tidak bisa terungkap karena keterbatasan kuasa yang dimiliki oleh seorang anak kecil.
Kasus penganiayaan bocah di Timika, Papua
Video viral tentang kasus penganiayaan di Timika Papua terungkap. Seorang anak berusia 13 tahun dihajar oleh orang dewasa lantaran tertangkap mencuri ayam . Tindakan hakim sendiri tentu saja adalah hal yang salah. Apalagi benda yang digunakan unruk menganiaya adalah rantai sepanajng 132 sentimeter, gembok, dan helm. Video yang viral berdurasi sekitar 2 menit tersebut viral dan mengundang kemarahan netizen.
Bagaimana tidak miris? Di video tersebut anak berusia 13 tahun harus meraung kesakitan karena kepalanya dipukuli hingga berdarah.
Dalam kurun satu bulan, 3 kasus pelecehan seksual dengan korban di bawah umur
Kasus jahat lainnya juga terjadi di Bekasi. Dilansir Kompas, rangkuman kasus pelecehan seksual di Bekasi dilakukan oleh 3 oknum bejat dengan profesi beragam: ada anak anggota DPRD Bekasi, maling, hingga guru mengaji.
Kasus anak anggota DPRD yang melakukan kekerasan seksual, menjual anak berusia 15 tahun yang masih duduk di bangku SMP. Selain itu, korban juga didekap di kamar indekos. Bahkan kabar terbaru, korban mengalami trauma yang luar biasa dengan luka fisik yang menyedihkan.
Tindakan jahat anak DRPD Bekasi tersebut tersebar cepat di media sosial dan menuai kecaman dari netizen.
Enak ya jadi anak pejabat,
Udah sebulan lebih pelaku belom ditangkep, ga langsung diseret seperti rakyat biasa pelakunya pic.twitter.com/UYjPuYdqpp— Mas Adem (@ndagels) May 18, 2021
Selain kasus di atas, kasus pelecehan seksual di Bekasi juga dilakukan oleh oknum guru ngaji yang melakukan pencabulan terhadap muridnya selama 5 kali. Korban diiming-imingi uang jajan, mukena, dan barang-barang lainnya. Kasus mengenaskan lainnya juga dialami anak berusia 15 tahun yang mengalami pelecehan oleh maling yang mencuri di rumahnya.
Perbuatan bejat para predator anak sampai kapanpun tidak akan bisa dimaafkan. Anak-anak Indonesia adalah generasi penerus. Mereka harus mendapatkan perlindungan yang maksimal. Negara harus siap menghukum para predator anak dan memberikan pembelaan yang maksimal kepada anak-anak korban kekerasan di Indonesia.
Melalui artikel ini, besar harapan saya supaya anak-anak di Indonesia terhindar dari krisis keamanan. Mari membangun
lingkungan yang ramah anak dan memberikan perlawanan yang kuat kepada para predator dan orangtua yang abusive. Semoga tidak ada lagi Aisyah lainnya yang harus menderita karena kekejaman dan kebiadaban orang dewasa.
Baca juga: Kekerasan Pada Anak oleh Sarah Hanifah Farida
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H