Dunia kerja yang semakin kompetitif membuat mahasiswa harus lebih siap setelah lulus dari perkuliahan. Meski begitu, nilai studi saja tidak cukup. Perusahaan tentu saja menginginkan kandidat yang terbaik dengan kualifikasi kemampuan dan skill yang memadai. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kamu masih duduk di bangku perkuliahan, sudah mempersiapkan pengalaman kerja dimulai dari sekarang.Â
Saya sudah pernah membahasnya di artikel "Mahasiswa Bisa Membuat Portofolio untuk Melamar Kerja" dan mengulas mengenai pentingnya mempersiapkan portofolio sebelum melamar kerja. Portofolio adalah kumpulan karya, project, maupun pekerjaan  yang sebelumnya pernah dilakukan oleh seseorang. Portofolio biasanya dibuat dengan kreatif dan tidak jarang menggunakan media sosial.
Baca juga:Â Persiapan Melamar Kerja: CV, Portofolio, dan Sertifikat
Sebelum membuat isi portofolio, tentukan terlebih dahulu posisi atau skill apa yang hendak kamu rangkum dalam sebuah portofolio. Apakah itu skill menulis? Copywriting? Skill desain grafis? Atau skill videografer? Hal tersebut ditentukan supaya kita dapat menentukan wadah mana yang akan dipakai untuk portofolio.Â
Kamu bisa menggunakan kanal Youtube untuk mengunggah kumpulan video yang pernah kamu buat. Instagram juga bisa untuk mengunggah portofolio dalam bentuk gambar: desain grafis dan edit foto. Sedangkan untuk keahlian menulis dan copywriting, kamu bisa menggunakan wordpress/platform blog.
Baca juga:Â Tips Menambah Pengalaman Kerja Fresh Graduate
Perbedaan Content-writing dan copywriting
Sebelum membahas perbedaannya, content-writing dan copywriting sama-sama membutuhkan keahlian dalam menulis dan merangkai kata-kata. Namun, tujuan dan cara menulisnya berbeda.Â
Content-writing menghasilkan tulisan yang lebih kompleks, lengkap, dan membahas sesuatu secara mendalam. Hasil yang dikerjakan oleh content writer biasanya berupa artikel blog, artikel liputan, dan artikel review.Â
Sedangkan jika dibandingkan dengan copywriting, berikut perbedaannya:
Tulisan diciptakan dengan tujuan untuk 'menjual'.Â
Tagline, logo, campaign adalah salah satu hasil dari copywriting
Copywriting dikatakan berhasil jika tulisan yang dihasilkan mampu menarik seseorang untuk membeli produk yang ditawarkan.
Lantas, bagaimana cara membuat portofolio untuk content-writing dan copywriting?
Secara umum, portofolio content-writing paling mudah menggunakan artikel yang sudah pernah diposting (website media, website kampus, lomba essay, artikel pribadi, atau artikel yang pernah dibuat saat bekerja), kumpulan artikel yang pernah ditulis kemudian dikumpulkan menjadi satu dengan format PDF sembari melampirkan link-nya.Â
Baca juga:Â Tips Interview Online Saat Melamar Kerja
Supaya lebih kreatif, content writer biasanya mengunggah tulisannya di laman pribadi seperti: blog/wordpress. Lebih mudah lagi, kamu bisa mendaftar sebagai Kompasianer dan memublikasikan tulisanmu di Kompasiana. Kamu bisa menyalurkan hobi sekaligus mengumpulkan artikel untuk portofolio. Mudah, kan?
Tidak hanya berjualan, kamu juga bisa melakukan eksplorasi pada kreativitas yang kamu miliki.
Baca juga:Â Hindari Penipuan, Cek Perusahaan Sebelum Melamar Kerja
Membuat portofolio untuk pertama kali pastinya tidak mudah. Namun, jika kamu memang sudah berniat mengembangkan kemampuan sebagai content writer, tidak ada salahnya untuk berlatih membuat artikel sebanyak-banyaknya.Â
Begitu juga dengan copywriter, kamu harus terbiasa mengasah keterampilan copywriting daan kreativitas. Selamat mencoba dan semoga berhasil, ya!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H