new normal sudah mulai dilaksanakan kembali walaupun tentu saja dengan batasan tertentu juga penerapan protokol kesehatan.
COVID-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru berat, hingga kematian. Mengingat virus ini tidak bisa dianggap remeh,oleh karenanya perlu berhati-hati. Terlebih lagi aktivitasUntuk itu pengetahuan mengenai penularan COVID-19 tentu sangat penting. Penularan COVID-19 adalah melalui droplet yang berasal dari seseorang yang telah terinfeksi baik seseorang yang menunjukkan gejala maupun tanpa gejala (WHO, 2020). Berikut cara penularannya.
1. Melalui Batuk/Bersin
Penyebaran melaui batuk/bersin ini terjadi ketika seseorang yang terinfeksi COVID-19 mengalami batuk/bersin sehingga mengeluarkan percikan cairan mengandung kuman (droplet). Apabila percikan cairan berisi kuman (droplet) Â memasuki mata, mulut, atau hidung orang yang sehat, orang tersebut dapat tertular COVID-19. Penyebaran lewat batuk/bersin yang mengeluarkan droplet ini biasanya terbatas sejauh satu meter. Oleh karena itu kita harus lah tetap menjaga jarak minimal 1 meter, selalu menggunakan masker dan rajin mencuci tangan.
2. Melalui udara
Dalam pernyataan terbaru WHO pada 09 Juli 2020, disebutkan bahwa peneliti menemukan COVID-19 dapat menular melalui udara atau airborne transmission. Penularan melalui udara didefinisikan sebagai penularan yang disebabkan adanya diseminasi dari aerosol yang melayang di udara dalam ruangan tertutup. Aerosol ini adalah partikel cairan di udara yang lebih kecil dari 5 mikrometer, yang berasal dari orang yang bernafas, bercakap-cakap, menyanyi, atau tertawa. Terutama di dalam ruangan tertutup, partikel sangat kecil ini bisa terus mengambang di udara selama beberapa jam. Jika ada orang yang terinfeksi di dalam ruangan tertutup semacam itu, misalnya di bar, restoran atau juga pabrik, penularan terhadap orang lain bisa terjadi dengan cepat, tanpa harus kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Sehingga jika ventilasi dalam suatu ruangan buruk maka akan memperparah penularan karena virus yang melayang-layang di udara tertutup dapat terhirup orang-orang di ruangan tersebut sehingga memungkinkan untuk menjadi kluster baru penyebaran.
3. Kontak fisik dengan penderita
Berbagai laporan menyebutkan, COVID-19 bisa menular melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi. Namun, kontak fisik itu tidak terjadi satu kali melainkan yang intens dan dalam waktu lama dengan penderita. Itu sebabnya, anda sebaiknya mengurangi kontak fisik jika memang tidak diperlukan. Misalnya saja, hindari kontak fisik seperti bersalaman, berciuman, atau pelukan karena bisa saja anda terkena droplet dari orang yang terinfeksi tanpa anda sadari.
4. Menyentuh benda yang terinfeksi
Droplet yang menyebar dari penderita melalui batuk ataupun bersin, selain dapat melayang di udara tertutup juga dapat menempel pada benda-benda disekitarnya. Jika benda tersebut tanpa disadari terpegang oleh seseorang dan seseorang itu tidak membersihkan dirinya sebelum memegang area wajah maka orang tersebut dapat tertular COVID-19. Dan perlu diketahui dikutip dari health.clevelandclinic.org, COVID-19 ini memiliki batas daya tahan saat menempel pada permukaan benda. lamanya adalah sebagai berikut.
- Kaca : 5 hari
- Kayu : 4 hari
- Plastik dan baja tahan karat : 3 hari
- Karton : 24 jam
- Tembaga: 4 jam
Sumber: WHO, CDC, health.cleveland.clinic.org
Oleh :Â
Stefani Berliana
Vivi Tania Nurhidayah
#manajemenfeum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H