Teori ini dikembangkan oleh Jerome Brunner yang lahir pada 1 Oktober 1915 di New York. Brunner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli psikologi belajar kognitif. Pendekatan kognitif Brunner menjadikan reformasi pendidikan di Amerika Serikat dan juga di Inggris.Â
Brunner juga menjadi dewan penasehat presiden bidang sains pada masa presiden Jhon F. Kennedy dan Jhonson. Brunner mendapatkan ide dari Piaget yang menyatakan bahwa anak-anak harus ikut terlibat secara aktif selama pembelajaran di kelas. Brunner juga mencetuskan teori yang sangat terkenal yaitu, belajar penemuan atau yang sering disebut "Discovery Learning".Â
Belajar penemuan pada intinya adalah anak-anak belajar melalui pengalaman dirinya sendiri, berusaha menemukan pemecahan masalah sederhana yang ada serta mencari pengetahuan baru untuk diterapkan dalam pemecahan masalah. Menurut Brunner, belajar adalah cara-cara seseorang mendapatkan, memilih, mempertahankan, dan mentransformasi informasi secara aktif.Â
Teori Brunner dalam proses belajar dapat dibedakan tiga fase atau episode, yakni (1) informasi, (2) transformasi (3) evaluasi (pengkajian pengetahuan).
Pertama adalah informasi, dalam setiap pembelajaran anak-anak mendapat sejumlah informasi untuk menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya.Â
Kedua adalah transformasi, informasi itu harus dianalisis diubah atau ditransformasi kedalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Dalam hal ini peran dan bantuan guru sangat diperlukan. Ketiga adalah evaluasi, anak-anak menilai apakah informasi yang diperoleh dan yang ditransformasi benar atau tidak.Â
Sehingga pengetahuan baru yang didapatkan dan ditransformasi dapat digunakan untuk memahami dan membantu pemecahan masalah yang ada di kelas. Teori belajar bruner dikenal dengan tiga tahapan belajarnya yang terkenal, yaitu (1) enaktif, (2) ikonik dan (3) simbolik. Pemahaman dari enaktif yaitu representasi berbasis tindakan, lalu ikonik yaitu representasi berupa gambar, dan terakhir simbolik yaitu representasi berupa bahasa.
Ada pun beberapa langkah pembelajaran penemuan (discovery learning) menurut Brunner: (1) menentukan tujuan pembelajaran, (2) melakukan identifikasi karakteristik anak-anak, (3) memilih materi pelajaran, (4) menentukan topik-topik yang dapat menjadi pembelajaran aktif bagi anak-anak, (5) mengembangkan bahan-bahan belajar, (6) mengatur topic-topik pelajaran sederhana kepada yang kompleks, dari yang konkret kepada yang abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik, sampai dengan yang terakhir tahap simbolik, serta melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.Â
Pada kenyataannya di kelas, enam tahapan ini sangat membantu guru untuk mempersiapkan pembelajaran aktif di kelas. Tahapan-tahapan tersebut juga membantu anak-anak dalam melihat jalannya atau proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Discovery learning sangat dianjurkan untuk anak-anak usia dini, karena pada masa-masa itulah anak-anak bergerak bebas dan menjadi pemikir yang kreatif. Arahan guru di sekolah dan orang tua di rumah sangat diperlukan dan akan sangat membantu bila diterapkan secara berkala. Pengetahuan dan ilmu-ilmu baru yang didapat biasanya akan lebih mudah dipahami dan bertahan lama di memori anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H