Banyak guru merasa kesulitan mengajar siswa Generasi Z (lahir sekitar tahun 1997-2012). Mereka sering dianggap malas, susah diatur, atau kurang fokus.
Padahal, anggapan ini mungkin salah. Generasi Z punya cara belajar dan keinginan berbeda dari generasi sebelumnya. Jika kita mengerti dan menyesuaikan metode pengajaran, mereka bisa meraih prestasi yang lebih baik.Â
Elisabeth Pearson, kontributor Forbes  menjelaskan  kesalahpahaman umum tentang Generasi Z di dunia bisnis, walaupun demikian dapat diterapkan dalam pendidikan di sekolah.
Berikut beberapa hal yang sering membuat masalah antara guru dan siswa Generasi Z:
1. Jago Teknologi:
Generasi Z sangat ahli teknologi. Mereka cepat belajar menggunakan gadget dan internet. Manfaatkan teknologi dalam pembelajaran.Â
Gunakan aplikasi edukatif, video pembelajaran, dan media sosial untuk membuat belajar lebih menarik dan interaktif. Jangan melarang penggunaan gadget sepenuhnya, tapi arahkan penggunaannya untuk tujuan belajar.
2. Ingin Belajar yang Bermakna:
Generasi Z ingin belajar hal yang relevan dan bermanfaat bagi kehidupan mereka. Jangan hanya berfokus pada teori, tapi hubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata.
Berikan contoh kasus, proyek, atau kegiatan yang menantang mereka untuk berpikir kritis dan kreatif. Libatkan mereka dalam diskusi dan pemecahan masalah.
3. Butuh Fleksibilitas:Â
Generasi Z menyukai fleksibilitas dalam belajar. Jangan hanya terpaku pada metode ceramah satu arah. Berikan kesempatan bagi mereka untuk belajar mandiri, bekerja kelompok, atau memilih metode belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka. Berikan pilihan tugas dan proyek yang sesuai minat mereka.
4. Menghargai Keberagaman:
Generasi Z sangat menghargai keberagaman dan inklusivitas. Buat kelas yang inklusif dan menghargai perbedaan kemampuan dan latar belakang siswa. Berikan kesempatan bagi semua siswa untuk berpartisipasi dan berkontribusi.
5. Butuh Umpan Balik dan Apresiasi:
Generasi Z menghargai umpan balik dan apresiasi atas usaha mereka. Berikan umpan balik yang konstruktif dan spesifik, bukan hanya nilai angka. Apresiasi usaha dan kemajuan mereka, bukan hanya hasil akhir.
Kesimpulan:
Generasi Z bukan malas belajar. Mereka hanya punya cara belajar yang berbeda.Â
Dengan mengerti dan menghargai perbedaan ini, kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan.
Gunakan metode pengajaran yang inovatif, relevan, dan berpusat pada siswa.
Libatkan mereka dalam proses pembelajaran dan berikan mereka kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka.
Hasilnya, siswa Generasi Z akan lebih termotivasi, berprestasi, dan
 siap menghadapi tantangan masa depan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H