2. Serangan ke Bursa Cryptocurrency: Peretas bisa bobol bursa cryptocurrency dan curi uang pengguna. Contohnya, tahun 2014, bursa Mt. Gox dibobol dan sekitar 850.000 Bitcoin dicuri.
3. Penipuan ICO: Peretas buat proyek cryptocurrency palsu buat ngerayu investor kirim uang. Setelah itu, mereka kabur dengan uang investor.
4. Serangan ke Jaringan Blockchain: Peretas bisa bobol jaringan blockchain dan ubah transaksi atau curi uang.Â
5. Malware Mining: Peretas pasang malware di komputer kita buat mencuri tenaga komputer kita. Tenaga komputer ini mereka pakai buat nge-mining cryptocurrency tanpa sepengetahuan kita.
Peretas Juga Menyerang Data Pemerintah
Metode peretasan yang sama juga digunakan untuk mencuri data pemerintah. Contohnya:
1. Tahun 2020, Serangan Phishing Terhadap Pejabat AS:Â
Peretas yang didukung negara, diduga dari Rusia, kirim email palsu buat nyuri data login pejabat tinggi di pemerintahan AS.
2. Tahun 2021, Serangan Phishing Terhadap Kementerian Pertahanan Indonesia: Peretas kirim email palsu yang mirip surat resmi Kementerian Pertahanan buat nyuri data sensitif.
3. Tahun 2021, Serangan Brute Force Terhadap Sistem Jaringan Pemerintah AS: Peretas yang diduga dari China, coba tebak password dan masuk ke sistem jaringan pemerintah AS buat nyuri data penting.
4. Tahun 2022, Serangan DDoS Terhadap Situs Web Pemerintah Ukraina: Peretas ngebanjiri situs web pemerintah Ukraina buat ganggu layanan publik dan komunikasi.