Melansir dari media online Zenitdotorg pada Senin 5 Juni 2024, diinformasikan bahwa pada tanggal 18 Mei, Paus Fransiskus mengunjungi Verona untuk meresmikan patung Yesus yang telah bangkit, sebuah karya seni yang dikonseptualisasikan oleh Pastor Ibrahim Faltas, Vikaris Kustodia Tanah Suci.
Peristiwa penting ini diharapkan akan menjadi awal dari pemasangan salah satu monumen ikonik di Yerusalem.
Patung ini akan didirikan di pusat Kota Tua Yerusalem dan bertujuan untuk melambangkan pengampunan dan penerimaan terhadap sesama, sebagai sarana membangun jembatan rekonsiliasi dan kasih. Niat ini diungkapkan dalam laporan yang diterbitkan oleh Christian Media Center.
Dibuat dari bahan yang berinteraksi dengan sinar matahari, penampilan patung ini berubah sepanjang hari. Warna-warni patung ini berganti-ganti sesuai dengan posisi matahari, menampilkan variasi warna yang berbeda di pagi, siang, dan malam. Fitur dinamis ini dimaksudkan untuk menangkap keindahan langit dan alam.
Pastor Ibrahim Faltas menyampaikan harapannya terhadap patung ini, "Kami berharap patung ini mencerminkan realitas Tanah Suci, keberagaman, dan realitas yang kami hadapi meskipun semua kesulitan dan tantangan.
Patung ini harus mencerminkan semangat kasih, perdamaian, toleransi, keadilan, dan persaudaraan, membasmi semangat balas dendam, iri hati, dan kebencian."
Selama kunjungan Paus, Uskup Domenico Pompili dari Verona menekankan pentingnya patung ini, "Hadiah patung Yesus yang memeluk umat manusia dimaksudkan sebagai tanda harapan yang dimulai di Verona dan mencapai Tanah Suci, dan secara lebih luas, dunia.
Patung ini merupakan narasi alternatif atas kepastian perang, memanggil perdamaian yang dapat dibangun setiap hari dengan kontribusi semua orang."
Proses pembuatan patung ini dimulai sekitar delapan belas bulan yang lalu di bawah bimbingan seniman Italia, Alessandro Mutto.
Desain awal dan sketsa disetujui oleh Kustodia Franciskan Tanah Suci. Roberto Brizio, koordinator proyek ini, menjelaskan evolusi dimensi patung ini, "Kami memulai dengan lima meter, kemudian meningkat menjadi tujuh, delapan, sembilan, dan akhirnya sepuluh meter.
Patung ini terdiri dari baja dan perunggu, dengan berat sekitar 4.400 kilogram. Patung ini mewakili umat manusia yang melingkari Kristus saat Dia naik ke surga. Wajah Kristus tenang, saat Dia kembali kepada Bapa."
Pastor Ibrahim Faltas mengakhiri dengan pesan persaudaraan universal, "Kita semua berharap mencapai surga, tetapi hal ini dapat dicapai melalui tindakan kita yang penuh kasih, keadilan, toleransi, dan perdamaian.
Menerima mereka yang berbeda dari kita dan memperlakukan mereka sebagai saudara, yang diciptakan menurut gambaran Allah, akan membawa kita kepada perdamaian dan membimbing kita ke surga bersama Kristus Tuhan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H