Mohon tunggu...
Stefan Sikone
Stefan Sikone Mohon Tunggu... Guru - Mengajar di SMAN 1 Tengaran - Kab. Semarang dan Entreprenuer Bisnis Online

Saya senang menulis dan mengamati bisnis online. Saya berlayar di 3 pulau ilmu: filsafat, ekonomi manajemen, komputer. Mendirikan LPK Bistek untuk memberikan pendidikan dan latihan gratis bisnis online bagi masyarakat yang berminat.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Menemukan Keseimbangan antara Artificial Intelligence dan Sisi Lain Manusia dalam Era Teknologi

27 Maret 2024   18:20 Diperbarui: 27 Maret 2024   18:31 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Penulis dalam artikel  ini membahas tulisan dari kolaborasi beberapa penulis berikut ini: Aaron De Smet, Sandra Durth, Bryan Hancock, Marino Mugayar-Baldocchi, and Angelika Reich tentang The human side of generative AI: Creating a path to productivity yang dipublikasikan di media online mckinseydotcom pada 18 Maret 2024.

Kemajuan teknologi kecerdasan buatan atau  artificial intelegent (AI) telah membawa perubahan signifikan, terutama dengan hadirnya generative (gen) AI.

Gen AI mampu menghasilkan konten berdasarkan permintaan pengguna, yang berpotensi meningkatkan produktivitas di berbagai industri.

Namun, penting bagi organisasi untuk memahami sisi manusia dalam teknologi ini dan menciptakan keseimbangan yang harmonis antara AI dan karyawan.

1. Mengubah Pandangan Pekerjaan:


Gen AI telah mengubah cara karyawan melihat pekerjaan mereka.

Survei menunjukkan bahwa banyak karyawan menggunakan gen AI untuk membantu tugas-tugas rutin, termasuk pekerjaan non-teknis.

Hal ini menunjukkan adanya perubahan dalam cara pandang terhadap pengalaman kerja.

2. Peran Pencipta dan Pengguna:


Banyak pengguna dan pencipta gen AI berencana untuk berpindah pekerjaan.

Implikasi konkretnya  adalah adanya faktor-faktor selain kompensasi yang menjadi perhatian utama, seperti fleksibilitas, makna pekerjaan, kepemimpinan yang peduli, serta kesehatan dan kesejahteraan.

3. Keterampilan Kognitif Tingkat Tinggi dan Sosio-Emosional:


Keterampilan kognitif tingkat tinggi dan sosio-emosional dianggap lebih penting daripada keterampilan teknologi oleh pengguna dan pencipta gen AI.

Hal ini menunjukkan perlunya pengembangan keterampilan berpikir kritis dan pengambilan keputusan dalam menghadapi perkembangan teknologi AI.

4. Menciptakan Keseimbangan Harmonis:
Organisasi perlu mengintegrasikan gen AI dengan efektif dalam lingkungan kerja.

Tujuan penggunaan AI adalah untuk membebaskan karyawan dari tugas rutin dan memungkinkan mereka fokus pada pemikiran kreatif dan inovatif.

Last but not least, dukungan dan pelatihan yang memadai juga penting agar karyawan dapat mengembangkan keterampilan yang relevan dalam era AI.

Jadi:
Teknologi AI, terutama gen AI, memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas.

Namun, penting bagi organisasi untuk menciptakan keseimbangan harmonis antara AI dan karyawan.

Dengan memperhatikan kebutuhan karyawan, organisasi dapat mengoptimalkan penggunaan gen AI untuk memperkaya pengalaman kerja secara keseluruhan.

Dengan langkah-langkah yang tepat, teknologi AI dapat menjadi alat yang kuat untuk mendorong efisiensi dan inovasi sambil tetap memperhatikan aspek-aspek manusiawi dalam lingkungan kerja.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun