Pelita, juga dikenal sebagai lampu minyak atau lampu tempel, adalah salah satu perangkat pencahayaan yang paling sederhana dan kuno yang pernah ada.
Sejak zaman purba, manusia telah menggunakan pelita untuk menyalakan cahaya di kegelapan.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi keunikan dan pentingnya pelita dalam berbagai aspek kehidupan.
Pelita pertama kali muncul ribuan tahun yang lalu, saat manusia pertama kali menemukan minyak sebagai sumber energi.
Minyak diekstraksi dari berbagai bahan seperti tanaman, binatang, atau batu bara, dan kemudian digunakan sebagai bahan bakar untuk menyala di dalam pelita.
Pelita tradisional terdiri dari wadah kecil yang berisi minyak dan sumbu yang dinyalakan untuk menghasilkan nyala api.
Salah satu keunikan pelita adalah kepraktisannya. Sejak dulu, pelita telah digunakan sebagai sumber cahaya yang portabel dan mudah dibawa.
Masyarakat kuno menggunakan pelita saat bepergian di malam hari, dalam ritual keagamaan, atau dalam upacara pernikahan dan perayaan.
Pelita juga sering digunakan sebagai sumber pencahayaan di rumah-rumah sebelum ditemukannya lampu listrik.
Pelita tidak hanya berfungsi sebagai sumber cahaya, tetapi juga memiliki makna simbolis.
Dalam banyak budaya, pelita melambangkan harapan, keberkahan, dan kehangatan. Pelita sering ditempatkan di tempat ibadah atau di rumah untuk memberikan pencahayaan rohani dan mengusir kegelapan dalam konteks spiritual.
Meskipun pelita memiliki keunikan dan nilai budaya, penggunaannya telah berkurang seiring dengan kemajuan teknologi.
Dengan penemuan lampu listrik, pelita mulai digantikan sebagai sumber cahaya utama. Namun, pelita masih tetap bertahan di beberapa wilayah pedesaan atau dalam upacara adat tertentu.
Di beberapa negara, seperti India, pelita memiliki peran penting dalam perayaan dan festival. Di festival Diwali, ribuan pelita dinyalakan di seluruh negeri untuk merayakan kemenangan cahaya atas kegelapan.
Pelita memberikan nuansa magis dan keindahan dalam festival ini, serta mengingatkan orang akan nilai-nilai kebaikan dan perdamaian.
Penggunaan pelita juga tidak terbatas pada keperluan sehari-hari atau perayaan. Dalam dunia seni, pelita sering digunakan sebagai objek dekoratif.
Dalam acara-acara khusus, pelita sering diatur dalam pola-pola artistik atau dipadu dengan elemen lain untuk menciptakan karya seni yang menakjubkan.
Meskipun pelita memiliki nilai sentimental dan estetika yang tinggi, perlu diingat bahwa penggunaannya juga melibatkan risiko keamanan. Karena pelita menggunakan nyala api, ada kemungkinan terjadinya kebakaran atau kecelakaan jika tidak digunakan dengan hati-hati.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna pelita untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
Di era modern ini, pelita juga mengalami perkembangan. Pelita elektrik yang menggunakan lampu LED telah muncul sebagai alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan. Pelita elektrik ini dapat menghasilkan cahaya yang mirip dengan pelita tradisional, tetapi tanpa risiko api terbuka dan asap yang dihasilkan oleh minyak.
Pelita, meskipun sederhana, tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan budaya manusia. Baik dalam aspek fungsional, simbolis, atau artistik, pelita memiliki pesonanya sendiri.
Dalam kegelapan dunia yang penuh dengan lampu neon dan cahaya berkecepatan tinggi, pelita tetap menjadi penanda yang mengingatkan kita akan arti pentingnya cahaya dalam hidup.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H