Istilah metaverse sudah muncul sejak  tahun 1992, dari novel karya Neal Stephenson yang bertajuk Snow Crash. Istilah tersebut menjadi populer ketika  Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa Facebook, perusahaannya melakukan rebranding menjadi 'Meta' untuk memposisikan dirinya lebih baik sebagai perusahaan metaverse dan sekaligus  memberikan sinyal dimulainya hype metaverse. "Proyek besar metaverse tidak hanya diisi oleh Facebook saja tetapi juga perusahaan lain seperti Microsoft dan Nvidia.  Perusahaan besar video game Fortnite, yaitu Epic Games, bahkan sebelumnya telah mengumpulkan US$1Miliar dari investor untuk membantu rencana jangka panjangnya dalam membangun metaverse". (sumber di sini )
Pertanyaannya adalah setelah dikembangkan sepenuhnya, apakah metaverse akan memiliki potensi untuk menggantikan internet dewasa ini?  Kita mulai dengan pemahaman tentang konsep metaverse.
Apa itu Metaverse?
Metaverse adalah dunia virtual - dibuat paralel dengan dunia fisik - yang akan menggabungkan augmented reality (AR), extended reality (XR), virtual reality (VR) dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI), cryptocurrency, dan teknologi blockchain.
Dalam metaverse, orang akan dapat menghabiskan hidup mereka secara digital dengan hidup, bermain, dan bekerja di dunia maya. Pengguna akan dapat menggunakan avatar yang dipersonalisasi untuk terhubung dan berinteraksi dengan keluarga, teman, sahabat dan rekan-rekan kerjanya.
Sebagai suatu  teknologi baru, metaverse memiliki nilai pasar yang diproyeksikan bernilai sekitar $758.6 miliar pada tahun 2026. (sumber di sini)Â
Hingga kini,  metaverse masih dalam tahap awal. Teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung single  metaverse sangat  kompleks dan akan memakan waktu beberapa tahun untuk berkembang, yang mana  diharapkan agar kita memiliki  sekumpulan atau beberapa metaverse dunia virtual. Hanya waktu yang akan menentukan apakah kita akan berakhir dengan satu metaverse atau beberapa metaverse. Â
Apakah Metaverse akan menjadi internet baru?
Tidak. Metaverse kemungkinan besar tidak akan menggantikan internet. Sebaliknya, metaverse akan membutuhkan internet untuk berfungsi dan memberikan layanan kepada pengguna seperti yang dibangun di atas internet itu sendiri. Metaverse kemungkinan akan menjadi perpanjangan dari internet karena akan menciptakan dunia virtual di mana orang dapat berinteraksi sebagaimana yang dilakukan di dunia fisik. Yang membedakan metaverse dan internet  adalah bahwa di metaverse, manusia akan diwakili oleh avatar dan menggunakan peralatan imersif untuk berinteraksi. Metaverse hanya akan meningkatkan internet saat ini.
Masyarakat tetap dapat melakukan aktivitas normal di internet seperti saat ini. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa penggunaan kacamata atau headset virtual reality (VR) akan membantu meningkatkan pengalaman penggunaan internet secara signifikan.
Teknologi untuk Mengakses Metaverse?
Metaverse akan menjadi sistem yang saling berhubungan dari berbagai teknologi dan layanan imersif yang akan meningkatkan dunia virtual.
Mari kita gunakan contoh ponsel untuk memahami  ide metaverse secara lebih mudah. Dulu, ponsel adalah alat sederhana yang digunakan untuk berkomunikasi melalui pesan suara dan teks. Kini, kita memiliki  smartphone yang memungkinkan kita melakukan banyak hal karena teknologi dan layanan yang telah saling terhubung dalam satu perangkat.
Namun, untuk mencapai tingkat seperti ini,  dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pengembangan dan iterasi. Hal yang sama berlaku untuk metaverse, dan itulah mengapa kita belum melihat satu metaverse tunggal.
Sebagai permulaan, perangkat teknologi imersif yang mendukung augmented, extended, dan virtual reality akan menjadi suatu keharusan. Kedua, akses internet yang sangat cepat dan kuat akan sangat penting untuk menikmati metaverse. Last but not least, dompet digital atau cryptocurrency, dompet digital (seperti Trust Wallet atau Binance Wallet)Â akan diperlukan untuk memproses transaksi aset digital di berbagai layanan digital di metaverse.
Apa Tantangan Metaverse?
Sekarang kita tahu apa itu metaverse, yang kemungkinan besar tidak akan menggantikan internet, dan teknologi apa yang diperlukan untuk mengaksesnya. Pertanyaannya selanjutnya adalah apa  tantangan yang harus diatasi oleh teknologi baru ini jika ingin berhasil? Berikut ini beberapa jawaban.
Interoperabilitas
Salah satu tantangan terbesar yang harus diatasi oleh metaverse adalah kurangnya interoperabilitas dan keseragaman di antara berbagai platform metaverse yang saat ini telah dikembangkan.
Interoperabilitas berarti dapat berinteraksi antara platform atau perangkat metaverse yang berbeda tanpa terganggu. Tantangannya adalah bahwa metaverse yang berbeda dapat dibangun menggunakan berbagai jenis teknologi yang tidak bekerja sama dengan baik.
Monopoli
Metaverse juga menghadapi masalah potensial seputar monopoli. Hanya segelintir perusahaan yang memiliki kendali besar atas internet saat ini. Hanya waktu yang akan menentukan apakah metaverse akan menghadapi tantangan yang sama di mana raksasa teknologi besar akhirnya mengembangkan dan menciptakan metaverse.
Kesulitan Keamanan Siber (Cybersecurity) dan privasi (privacy)
 Sampai saat ini, keamanan siber (cyber security) tetap menjadi masalah utama bagi perusahaan dan individu. Metaverse tidak terlepas dari risiko ini. Karena metaverse akan menyimpan lebih dari sekadar alamat email pengguna, eksposur apa pun yang dapat dieksploitasi oleh aktor jahat dapat menyebabkan pelanggaran data yang memengaruhi privasi pengguna.
Selain itu, metaverse tidak hanya akan menjadi tuan rumah untuk informasi pribadi pengguna, tetapi juga perilaku. Ini berarti bahwa metaverse perlu menggabungkan mekanisme privasi informasi yang kuat dan data pribadi untuk setiap pengguna untuk memastikan dan menjamin bahwa tidak ada kebocoran data pribadi pengguna.
Biaya yang Dibutuhkan
Tidak dapat disangkal bahwa metaverse saat ini mahal. Contohnya, pengguna harus memiliki mata uang digital yang support  pada platform metaverse yang diakses pada satu pihak, sementara ada masalah personalisasi avatar dan perangkat teknologi yang diperlukan untuk mengakses metaverse di pihak lain.
Untuk mengakses metaverse tentu dibutuhkan biaya biaya yang relative mahal. Metaverse mungkin tidak ramah pengguna mengingat sebagian besar teknologi dan perangkat tidak ringan atau portable dan karenanya belum cocok untuk adopsi  dalam skala luas.
PenutupÂ
Tidak dapat disangkal bahwa metaverse bisa menjadi game-changer. Namun,  metaverse kemungkinan besar tidak akan menggantikan internet tetapi bahkan  meningkatkannya. Metaverse  adalah teknologi yang masih dalam masa pertumbuhan dan membutuhkan lebih banyak pekerjaan pengembangan sebelum dapat siap digunakan sepenuhnya dan dimasukkan ke dalam kehidupan masyarakat.@@@
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H