Dalam perkembangan web (versi 1.0, 2.0, 3.0). Ketika di web 2.0, individu sangat hati-hati mengatur cara mereka menampilkan diri, namun kini NFT di zaman web 3.0, menjadi sarana lain bagi anggota generasi Z untuk menunjukkan identitas digital. Seperti fashion, seni tradisional, zoomer mengekspresikan kepribadian mereka melalui seni digital yang dikumpulkannya.
Budaya Co-Creator dan Melampaui “Just Art”
McKinsey dalam laporannya menggambarkan generasi Z sebagai communaholic, dengan mudah membentuk komunitas yang sangat terhubung bahkan secara instan dengan siapa pun di seluruh dunia.
Teknologi Web 2.0 telah memberdayakan individu untuk menghasilkan konten berkualitas tinggi dengan hambatan masuk yang rendah. Generasi Z menjadi terkenal karena keinginan mereka untuk berpartisipasi atau menjadi bagian dari proses menciptakan dan mempengaruhi hasil daripada sekadar mengonsumsi konten.
Di ruang NFT, anggota komunitas diberi kekuatan untuk memutuskan arah proyek bersama para pendiri. Keputusan penting, termasuk alokasi dana dan prakarsa yang akan dilakukan, dibuat dengan berkonsultasi dengan masyarakat.
Tidak seperti perusahaan rintisan Web 2.0, di mana rencana pendiri bahkan “terukir di atas batu”, di Web 3.0 dan khususnya proyek NFT, keputusan hampir selalu dilakukan secara crowdfunded. Seniman dapat mengandalkan masukan dari komunitas yang mendukung seni untuk membuat proyek lebih baik.
NFT memungkinkan para pendiri dengan modal dan dukungan komunitas untuk membangun lebih dari sekadar gambar profil seni atau lucu, memungkinkan mereka untuk membuat merek yang sepenuhnya matang.
Pragmatis dan Berpikiran Finansial
Sementara Generasi Z tumbuh dewasa dengan kenyamanan e-commerce, mereka juga mengalami trauma. Mereka telah menyaksikan bagaimana teknologi yang dimaksudkan untuk kebaikan dipersenjatai untuk menciptakan perpecahan besar-besaran dalam masyarakat, menyisakan sedikit ruang untuk wacana “berkepala dingin”.
Penulis optimis bahwa Generasi Z sedang dan akan terus berusaha membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, tercermin dalam kemampuan blockchain untuk menyeimbangkan distribusi kekayaan dan kekuasaan. Teknologi yang mendukung NFT dibangun agar tidak ada organisasi yang dapat memonopoli pengambilan keputusan.
Optimisme lainnya adalah Generasi Z memberi dengan murah hati untuk proyek-proyek yang memajukan suatu tujuan, membangun nilai bagi pemegangnya terlebih dahulu, sebelum mendapatkan imbalan atas waktu dan usaha mereka. Bagi mereka, proyek yang dibangun memiliki cara untuk memberikan kembali kepada komunitas mereka.
Penutup
Dalam industri di mana harga bisa turun atau naik 50% dalam semalam, dapat dimengerti bahwa orang mengaitkan volatilitas murni dengan hype. Semua orang masih mencoba memahami cara memodelkan nilai yang diciptakan oleh model bisnis baru dengan benar.
NFT pada akhirnya akan kehilangan kebaruannya, tetapi proyek yang menciptakan solusi nyata untuk masalah yang dihadapi Generasi Z, kelompok besar berikutnya, akan tetap bertahan.