Mendengar kata pemilu, tentu sudah tidak asing lagi untuk kita semua. Pemilu merupakan pemilihan umum dimana masyarakat bisa memilih pemimpin di negaranya, seperti Presiden, DPR, DPRD, dan lain sebagainya.
Pemilu biasa dilakukan setiap 5 tahun sekali, dan masyarakat memiliki hak untuk memilih pertama kalinya pada saat mereka sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk. Sistem yang diberlakukan pada pemilu adalah menggunakan kertas untuk di "coblos", juga kampanye yang dilakukan secara langsung turun ke jalan kini bisa dilakukan melalui platform digital. Perkembangan zaman berjalan dengan sangat pesat, sehingga bisa sampai di zaman atau era digital pada saat ini.
Pada era digital seperti sekarang, tentu negara kita pun tidak mau kalah dengan negara-negara lain untuk memanfaatkan platform-platform yang ada untuk melakukan kampanye sampai dengan terselenggaranya pemilu. Namun, tentu saja banyak hal yang harus dipikirkan ketika melakukan pemilu pada era digital, contohnya seperti peluang dan tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah dan juga masyarakat kita.
Era digital ini bisa saja menghasilkan peluang untuk pemerintah dalam hal kampanye. Mereka, para calon pemimpin yang akan kita pilih, bisa dengan mudah menyebarkan video atau foto di platform digital ketika sedang berbakti sosial atau membantu suatu daerah, untuk di cap sebagai pemimpin yang baik dan layak untuk dipilih menjadi jajaran pemerintah. Begitu juga masyarakat yang dapat memiliki akses 24 jam untuk melihat informasi-informasi terbaru tentang calon kandidat yang akan dipilih, sehingga dapat memilih dengan yakin pada saat pemilu tiba.
Selain peluang, tentu saja ada tantangan yang harus di hadapi. Tantangan yang pertama adalah misinformasi, dimana informasi tersebut tidak sesuai fakta dan malah membuat kita semua dibutakan oleh informasi yang tidak benar. Selanjutnya adalah disinformasi, dimana informasi yang salah tersebar lalu menyebabkan kekacauan atau kontroversi bagi pemerintah dan juga masyarakat. Tantangan yang terakhir yaitu malinformasi, dimana informasi yang benar tersebar dan menjadi pemicu kekacauan bagi kita semua.
Dalam hal ini, artinya kita tentu saja harus tetap berhati-hati dalam memilih sumber informasi yang kita pilih. Sehingga kita tidak salah mendapatkan informasi, atau kecewa berlebihan karena adanya disinformasi dan malinformasi yang menyebabkan kita semua berbuat gegabah. Sebagai masyarakat kita perlu bijak menyaring dan mencerna semua yang ada di platform digital masa kini, agar tidak menjadi korban tipu daya orang lain yang ingin mengacaukan pemilu nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H