Mohon tunggu...
Stephanus Christiono
Stephanus Christiono Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger Jogja

Aileen - Keenan Dads | Blogger | Blogger Jogja | *** Senang Fotografi dan pengguna 📸Canon G7x *** Bisa ditemui di alamat situs: https://www.maskris.co.id ***

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Saya Ingin Pak Anies Segera Menjadi Gubernur

27 Maret 2017   21:41 Diperbarui: 28 Maret 2017   07:00 2781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini (27/3/2017), saya yakin banyak netizen yang sedang fokus dengan acara Mata Nawja. Ya, Mata Najwa memang salah satu acara yang cukup populer dan cukup banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

Selain karena mbak Najwa Shihab itu kece (salah satu idola ane), dia juga cukup cerdas dan cerdik dalam memberikan pertanyaan kepada tamu yang diundangnya.

Acara mata najwa malam ini juga semakin menarik karena mengambil tema “Babak Final Pilkada Jakarta”. Kebayang kan gimana panasnya pilkada DKI Jakarta?? Ya, silakan simpulkan sendiri apa yang kira-kira terjadi di acara Mata Najwa hari ini.

Jujur, saat ini saya sudah bukan warga DKI Jakarta lagi (sudah pulang kampung). Namun bagi saya, Pilkada DKI Jakarta cukup menarik untuk diikuti. 

Kenapa menarik??

Menurut saya Pilkada DKI Jakarta bisa memberikan banyak pelajaran bagi masyarakat. Baik di DKI Jakarta sendiri maupun di luar Jakarta. Dari pilkada Jakarta kita menjadi bisa melihat karakter dan kepribadian seseorang yang sebenarnya.

Janji manis pada saat kampanye selalu menarik untuk didengarkan. Segala macam cara selalu diusahakan untuk dapat meraih suara saat hari pencoblosan. Politik uang cara kuno yang sering dikenal dengan sebutan “Serangan Fajar” kini telah berubah menjadi lebih cerdas dan lebih elegan. Ya, kupon minyak goreng jadi salah satu inovasi politik uang di Pilkada DKI.

Ah, sudahlah.. Ngomongin Pilkada DKI sebelum pencoblosan ga akan ada selesainya. Setiap orang semakin gila. Mempertahankan ego dan keyakinannya masing-masing. Kadang logika ga bisa di pakai. Yang benar kelihatan salah, yang salah kelihatan benar. Ya, begitulah politik..

Karena saya bukan seorang warga Jakarta, maka saya ga boleh dong memihak ke salah satu pasangan calon. Apalagi nyoblos salah satu pasangan calon.. Jelas ga boleh kan.. Hehe..

Tapi kalo saya menginginkan salah satu calon jadi Gubernur boleh ga?? Harusnya boleh ya.. karena kalau tidak boleh, terus yang nanti jadi Gubernurnya siapa??

OK..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun