Konselor dalam kesehariannya senantiasa mengambil keputusan, baik keputusan mengenai diri sendiri maupun secara profesional saat memberikan layanan bimbingan dan konseling. Dalam mengambil keputusan konselor perlu memperhatikan keunikkan individu, etika dan norma yang berlaku, kesesuaian dengan kode etik dan berdasarkan data empirik. Keputusan yang diambil berdasarkan data disebut juga data driven decision-making. Dengan data maka konselor mampu memonitor perkembangan konseli, lebih memiliki dasar yang ajeg dan harapannya lebih tepat dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
Isu-isu mengenai data dalam layanan bimbingan dan konseling
1. Kecukupan waktu untuk mengumpulkan dan mengolah data. Beragamnya layanan yang disediakan oleh konselor akan membuat seorang konselor sibuk namun tetap perlu menyediakan waktu yang cukup untuk mengumpulkan data yang diperlukan ( bidang pribadi, sosial, belajar dan karier) serta mengolahnya agar bisa digunakan.
2. Memastikan reliabilitas dan validitas alat tes. Konselor menggunakan alat tes yang sudah melalui proses pengukuran reliabilitas dan validitas sehingga data yang dihasilkan valid dan reliabel untuk mengambil keputusan.
3. Menganalisis data. Kemampuan konselor membaca data menjadi sebuah keterampilan yang penting untuk dimiliki dan dikuasai sehingga pembelajaran mengenai data science bagi konselor sangat dibutuhkan
4. Menggunakan data untuk dasar layanan bimbing atau konseling. Data yang sudah dianalisis harapannya dapat membantu konselor memberikan layanan bimbingan dan konseling lebih tepat guna dan tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan konseli. Sehingga tujuan layanan BK yaitu perkembangan optimal individu terwujud.
Konselor yang bekerja sesuai data akan menjadi konselor yang dinamis dan mampu menjawab perubahan global karena layanan yang disediakan selalu berdasarkan data terbaru dan terkini.
Sumber : Kodey S. Crandall, dkk. 2020. DIGITALLY TRANSFORMING THE PROFESSIONAL SCHOOL COUNSELOR. Issues in Information Systems. Volume 21, Issue 1, pp. 1-11, 2020
