Mohon tunggu...
Ika Karunia Purnamasari
Ika Karunia Purnamasari Mohon Tunggu... -

Life is about trusting your feelings & taking chances, also losing & finding happiness, appreciating the memories and learning from the past, \r\n\r\n\r\n[just ordinary me]

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wirausaha Bukanlah Warisan Genetika

13 Agustus 2013   15:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:21 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi. Jeda waktu permulaan hari diantara potongan jatah dua puluh empat jam sehari. Memulai dengan sambutan senyuman sehangat mentari. Berharap sambutan ramah mengiringi sepanjang hari. Selalu. Setiap pagi, memejamkan mata, menghirup segarnya udara. Kau pasti bisa merasakannya kawan, percayalah. Mungkin terlalu berlebihan rasanya menghargai pagi setiap hari, tanpa pernah lupa absensi, yang menjadi kebiasaan kini.

Menulis narasi ini di permulaan cerita sebagai pengingat untuk saya pribadi dan semoga suatu saat bisa menginspirasi. Hanya ingin sedikit mengingat tentang semua yang pernah terjadi. Penyesalan terdalam, helaan nafas pajang, tangisan tertahan, hingga mungkin senyum yang dipaksakan. Itu dahulu kawan, kini, tetap ada namun porsinya (agak) berkurang. Sedikit tergantikan. Senyum tulus mengembang, hati lapang yang ternyata terlukiskan dari lebarnya cengiran, keceriaan yang terpantul dari lesung pipi yang ikut melengkung riang. Tangisan tertahan itu kini berubah menjadi ‘ledekan’ positif, demi keramahan yang harus selalu dipasang. Bukan pemanis untuk mereka yang melihatnya, tapi menjadi default setting untuk seorang wirausaha muda katanya. Ahh, keren sekali ya mendengar sebutannya, wirausaha muda. Padahal saya belum apa-apa, dibanding mereka yang lebih dahulu sukses tanpa pernah tercebur selokan hitam kejamnya dunia, masih bersyukur Gusti Kanjeng menyelamatkan hingga saya bisa bercerita sekarang.

Terlahir dari keluarga juragan batik di ibukota Ngayogyakarto. Terhitung, hidup begitu indah setiap melihat Romo yang berwibawa, gagah dan elegan. Memberikan bimbingan kepada para pembatik segala usia. Masing-masing dengan corak keahlian. Gambaran kekayaan pria sejati yang sempurna dalam tradisi jawa jelas-jelas sudah beliau milikiyaitu : Wisma1 yang asri dan lega, Garwa2 yang sangat mencintai sebagai bakti seorang wanita jawa tulus kepada keluarga, Curiga3yang kini disimbolkan hanya sebagai tradisi warisan leluhur, Turangga4yang lebih cocok sebagai kendaraan pribadi masa kini seperti mobil, motor dan koleksi sepeda onthelnya, dan Kukila5yang memang menjadi hobi beliau mendengarkan mereka di setiap harinya.

Anak pertama dengan tiga orang adik perempuan. Dimana Romo selalu mengingatkan, agar saya harus selalu menjadi teladan. Ya, hidup sangat indah. Kami keluarga bersahaja, riang gembira bahagia.

Ketika berumur 11 tahun, saya melihat langsung, betapa inovatifnya langkah bisnis Romo mengembangkan usaha batiknya. Ketika juragan batik lain masih menggunakan cara konvensional dalam pengembangan usahanya, beliau sudah memotong kompas arah bisnis yang lebih menjanjikan. Berbekal kemampuan beberapa bahasa negara lain yang diatas rata-rata dan sedikit polesan kepercayaan diri yang sudah tertanam dengan sendirinya, beliau melakukan perjalanan bisnis atas inisiatif pribadi, bekerjasama dengan beberapa wirausahawan lokal yang berbeda jenis usahanya, bukan melalui pemerintah. Kenapa? Karena terlalu lama menunggu inisiatif mereka, belum lagi terlalu banyak birokrasi dan rapat koordinasi yang membuat modal membengkak dan waktu menjadi kurang efisien dan efektif. Selama masih dalam jalur legal, inisiatif wirausahawan justru dihargai pula di pemerintahan. Mendukung pengenalan budaya dan produk Indonesia ke berbagai negara.

Sepulang dari perjalanan, rupanya beliau menceritakan melakukan ekspor batik dengan kemudahan dan pencitraan. Usahanya menjemput bola. Istilah beliau. Yang saya kurang paham waktu itu maknanya apa. Tahunya ya bermain bal-bal-an saja. Romo menyesuaikan dengan keinginan pasar, batik tulisnya diberikan cerita proses pengerjaan di setiap helai dengan deskripsi bahasa sesuai tujuan negara. Begitu juga dengan cara perawatannya. Berhasil, untuk beberapa waktu ke depannya. Membutuhkan modal yang lebih besar, beliau mengagunkan bangunan, menggunakan semua materi kekayaan yang telah dikumpulkan. Dan hasilnya sangat memuaskan, usaha kami berhasil menjadi yang terdepan.

Dilain pihak, saya, Ridho Aji Karunia Rekso, tumbuh menjadi seorang pria muda yang (karena orangtuanya) memiliki semuanya. Muda, tampan, kaya, percaya diri sekali ya saya. Semua terlihat keren pada awalnya. Oh ya, selama ini Romo selalu mengikutsertakan saya untuk belajar mengenai bisnisnya. Entahlah, saya sama sekali tidak tertarik! Saya yang memang masih dalam pencarian jati diri dengan alasan klise ‘darah muda’ lebih memilih nongkrong dengan teman se-hobi. Balapan disana, nge-trek disini, preman ibukota semua sudah kenal nama saya diluar kepala. Berbanding terbalik dengannilai di atas kertas, semua guru sampai bingung mau menulis nilai berapa, lha wong saya gak pernah hadir di kelas apalagi di muka mereka. Bangga atau miris, saya pun bingung mendeskripsikannya.

Masih teraba jelas di kepala, tahun kedua di SMA, Romo meninggal dalam sebuah kecelakaan sewaktu mengurus bisnisnya keluar kota. Begitu tiba-tiba. Tanpa menyangkal kesedihan yang dalam, kami menata diri secepatnya, dan bersama ibu, saya mengambil alih usahanya. Masih dalam proses pembelajaran, dan jauh dari pengalaman. Tiba-tiba seorang rekanan melakukan penipuan. Singkat cerita, kami bangkrut. Upah pekerja tidak sanggup kami bayarkan. Kegiatan eksport tidak mampu kami lakukan, produksi pun perlahan kami kurangi hingga tepat setahun kematian Romo, produksi diberhentikan. Penyesalan terdalam, betapa dulu saya sama sekali tidak peduli tentang pembelajaran yang Romo berusaha berikan. Rumah kami yang sudah diagunkan ke bank pun harus dikosongkan. Sungguh menyedihkan.

Beruntung memiliki keluarga besar yang saling mendukung. Kita memang tidak bisa memilih keluarga, tetapi kita bisa memilih siapa sahabat dan teman keseharian, sayangnya, saya benar-benar payah dalam memilih teman. Kenapa? Karena ternyata, bagaikan luka disiram garam, semua teman dan kenalan ‘hebat’ mulai meninggalkan. Ya, perekat hebat dalam suatu hubungan adalah ‘keuntungan’, bahasa halus dari segala materi yang biasanya dengan mudah saya gunakan demi pertemanan.

Keluarga kami kini menetap di rumah Eyang, entah sampai kapan, untuk sementara atau selamanya. Saya adalah seorang pria ingusan dengan harga diri tinggi, tapi sama sekali tidak memiliki daya guna sama sekali. Terpuruk. Putus asa. Saya putuskan untuk tidak melanjutkan jenjang pendidikan SMA. Keluarga besar menentang keputusan saya, menghancurkan hati Ibu, Eyang dan Pakde. Bertengkar hebat. Ya, saya kabur dari rumah dengan perasaan hancur. Tersingkirkan. Tangisan hebat ibu, bentakan keras Pakde dan Eyang Kakung, adik-adik yang saya yakin mendengarkan lewat lubang kunci di kamardalam. Saya benci menulis cerita di bagian ini. Teramat benci bahkan untuk sekedar mengingat detail peristiwanya. Saya benci diri saya sendiri.

Seadanya, saya pergi mengikuti kemana kaki melangkah, mengetok rumah teman di sebelah sini, kenalan di sebelah sana, menginap sehari, tiga hari, seminggu, merepotkan sekali. Semakin hari, jumlah teman mulai ter-erosi pasti, tidak sampai hitungan jari.

Karanganyar, Kebumen. Disini saya akhirnya mulai menetap, menentramkan hati dan otak. Tidak berminat mengetahui kabar keluarga saat ini, setelah berjanji dalam hati, tidak akan kembali sebelum menjadi seorang Aji yang Rekso. Seperti kata Romo, Rekso adalah mampu, mampu menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain dengan Karunia yang telah Gusti Ridhoi.

“Ridho Aji Karunia Rekso. Nama kamu, Le...” dengan senyum bersahaja di muka tegas yang tergambar jelas.

Aji yang diridhoi Gusti dengan karunia yang mampu menjadi seorang manusia sejati, arti eksplitnya. Dimana ibu pun selalu mengingatkan di setiap kenakalan saya yang dia dengar dari lingkungan. Ibaratnya, saya harus mempertanggungjawabkan nama saya sendiri.

Di kota kecil ini, saya menjadi buruh angkut di pasar, loper koran sampai kuli di toko lokal, sekedar untuk menyambung hidup. Dengan menanggalkan semua hal tentang seorang Aji yang dulu begitu Jumawa. Sesak. Setiap malam yang panjang, helaan nafas terdalam, isak tertahan, sendirian. Janji pembuktian yang saya teriakan, hilang. Hidup ini berat, Kawan ... tertampar, kenapa baru terasa sakitnya sekarang? Pertanyaan tanpa jawaban dalam hening malam. “Gusti Alloh ora sare! “ teriakan hati terdalam sembari mendekap malam dengan keyakinan yang mungkin terlihat dipaksakan.

SMA pun tidak lulus, mau kemana lagi saya? Pekerjaan apa yang bisa menerima saya? Kembali ke keluarga? Entahlah, karena takut merepotkan keluarga atau harga diri dan ego yang berbicara? Saya tidak bisa. Hanya menikmati sakitnya merindukan mereka.

Hampir setahun menjadi kuli kasar, seorang pedagang keturunan menawarkan untuk menjadi karyawan di toko aksesori motor pada salah satu cabang di luar kota.

Solo, kota dimana kini menetap, tidak membutuhkan waktu yang lama, menjadi tangan kanan sang pemilik. Menemukan passion kembali di dunia otomotif. Belajar segala hal secara cepat terkait hobi yang dulu sangat dikuasai.Sembari melanjutkan sekolah SMA dalam ujian persamaan, menebus kesalahan.

Dengan bekerja menjadi karyawan toko aksesori motor, memperoleh begitu banyak pengetahuan mengenai dunia otomotif. Meyakinkan diri, meminta ijin kepada atasan, ingin merintis usaha di kota kecil saja. Tak dinyana, dia malah bersedia membantu, memperkenalkan langsung kepada para pemasok, memberikan berbagai saran bahkan bersedia meminjamkan sebagian modal yang dibutuhkan.

Maka dengan modal nekat saya merealisasikan usaha bengkel servis, spare part dan aksesori modifikasi motor dengan modal yang didapat dari tabungan serta pinjaman lunak ke bank.Dari modal, sebanyak 40 juta pada tahun 2006, saya belanjakan untuk membeli berbagai sparepart dan aksesori mulai dari velg racing import, ban lokal dan import, arm custom, shock breaker, footstep, underbone, cakram lebar, upside down, piringan rem, knalpot, body kit, spion, spakbor, jok, handle rem, jari-jari velg, tromol, tangki bensin sampai oli. Dilengkapi dengan kunci-kunci atau perkakas yang diperlukan untuk memodifikasi. Dan sebagian lagi sebagai sewa lokasi tempat, yang merupakan lokasi pertemuan beberapa jalan utama, space ruang memadai, tempat parkir yang nyaman, strategis. Alun-alun kota Karanganyar yang saya pilih.

Tersadar bahwa ilmu otomotif yang didapat dari pergaulan dan dengan menjadi karyawan masih belum cukup. Banyak yang perlu dipelajari. Hari pertama membuka usaha, banyak orang menebak jasa apa yang ditawarkan karena bukan seperti kebanyakan bengkel lainnya yang hanya menawarkan jasa servis motor, melainkan juga menyediakan khusus untuk modifikasi dan variasi model kendaraan beroda dua. Saya sadar, saya harus kreatif! kalau ingin bengkelnya ramai, masyarakat harus diberi tahu, saya harus mengedukasi pasar. Maka, saya memberanikan diri mengadakan kontes modifikasi motor untuk anak muda, apalagi lokasi tempat yang tepat di alun-alun pusat kota, disamping rajin mengikuti roadrace dan kegiatan-kegiatan berbau otomotif lainnya. Saya membangun koneksi sekaligus mempromosikan bengkel.

Baru berjalan dua tahun, para pegawai andalan malah ‘bedol deso’ ke bengkel saingan karena diiming-imingi gaji besar. Tidak mau terpuruk mengasihani diri, dan bangkrut untuk ‘kedua kali’. Akhirnya saya bangkit lagi dan memberikan yang terbaik dengan menampilkan ciri khas pada setiap proyek modifikasi. Dengan mencari titik lemah kompetitor, dan segera memperbaikinya. Selalu berkeyakinan bahwa pada akhirnya konsumen bisa menilai siapa yang terbaik. Moto bengkel kami saat ini : One Stop Modification.

Terdorong masa lalu saya sendiri yang putus sekolah, saya merekrut anak-anak putus sekolah dan memotivasi untuk berani membuat usaha sendiri. Dan mereka menjadi mitra binaan, dimana diberikan materi teknik membuat usaha dan memberikan barang untuk modal. Mereka tinggal mencari lokasi untuk mendirikan usahanya.

Melihat tinggi nya harga motor sport pabrikan, maka banyak orang lebih memilih jalan modifikasi untuk mendapatkan model sport yang diinginkan. Toh memang bengkel ini pertama kali membuka bengkel modifikasi kecil-kecilan serta menjual beberapa spare part dan aksesori yang tidak terlalu banyak jenisnya. Dan dalam perjalanannya kini, memisahkan bengkel utama dan bengkel pengerjaan servis rutin dan penjualan spare part serta body kit. Bengkel utama modifikasi customized dari fiberglas dibuat sendiri dengan bahan-bahannya, yaitu resin, matt, katalis, cat, dan talc varnish.

Untuk modifikasi, menggunakan sistem plug and play dimana pemilik bisa menentukan model motor yang diinginkan, seperti misalnya tema street fighter dengan mengubah bagian shock, tangki dan bagian arm tampak lebih perkasa. Juga melayani permintaan pelanggan (customized) seperti modifikasi fearing, arm custom, tangki dan body motor dengan tarif beragam. Bengkel kami juga menerima pesanan satu set perangkat modifikasi customized berbahan fiber glass untuk berbagai model seperti Yamaha R6, CBR, Ducati, atau model sesuai keinginan. Harga sesuai dengan pasaran dengan hasil memuaskan sesuai keinginan pelanggan.

Satu hal yang cukup membanggakan adalah ketika memodifikasi motor standar menjadi motor sport super keren, terbukti terpampang pada salah satu hasil karya modifikasi di situs komersial milik yamaha, yaitu “yamaholigan”. Terobosan baru dengan memodifikasi Bajaj Pulsar tampak seperti Ducati Sport.

Kini berbagai komunitas motor sport dari dalam hingga luar kota Karanganyar mulai mengenal bengkel kami, di sampinguntuk promosi juga sebagai ajang untuk unjuk kebolehan dalam bidang modifikasi. Puji syukur kepada Gusti, bengkel pun tak pernah sepi. Bahkan dalam sebulan bisa menyelesaikan pesanan modifikasi antara 8-10 motor. Dengan omset bulanan yang lumayan dengan margin keuntungan hingga 30 % per bulan. Oh ya, beberapa teman komunitas jaman trek-trek an bahkan kini mulai ikut memberikan proyek modifikasinya di bengkel yang dimiliki oleh seorang teman yang dulu ‘tersingkir’ (senyum hangat dalam hati).

Ketika semua orang bertanya, kok bisa menjadi saya yang sekarang? Percayalah kawan, tidak ada yang lebih mengerikan daripada seorang pemalas yang bertobat. Pertobatan dimana gabungan antara usaha dan doa. Karena doa tanpa usaha adalah bohong, dan usaha tanpa doa adalah sombong, padahal apa yang bisa disombongkan kalau usaha saja hasilnya belum kelihatan.

Mungkin disinilah saatnya, pertengahan tahun 2011 yang lalu saya kembali ke Ibukota Jogja dengan kepala lebih tegak, bukan jumawa, memahami, integritas diri bukan dinilai dari selubung yang diciptakan dengan kekayaan yang hanya sekadar dititipi. Tapi lebih kepada siapa diri kita, bagaimana kita memahami, bukan mencekoki!. Bukan membeli persahabatan atau persaudaraan, tapi menawarkan kesungguhan, makna terdalam tentang arti kemanusiaan, namanya ketulusan. Wah, filosofis sekali ya saya ini.

Pelajaran yang harus diingat bahwa, ternyata walaupun terlahir dari seorang ayah yang berjiwa wirausaha, tapi kewirausahaan bukanlah warisan genetika!. Melainkan dari diri kita sendiri, mungkin sedikit tips untuk teman sekalian, tanpa harus mencicipi kerasnya hidup, saya bisa mengurai sedikit kesimpulan tentang kewirausahaan, bahwa ternyata DNA wirausaha hanya terbentuk kalau anda memiliki ciri-ciri seperti keterbukaan dalam berpikir/ melakukan hal baru, ketabahan dalam menghadapi berbagai kesulitan, keleluasaan dalam mengungkapkan isi pikiran dan perasaan, visioner melihat masa depan, dan ketangguhan dalam menghadapi segala macam rintangan. Jangan lupa untuk membangun hubungan yang intens dengan orang-orang positif yang memiliki karakter wirausaha, datangi mereka,lakukan interaksi, bukalah wawasan seluas samudera dengan sumber dari mana saja, melanjutkan pendidikan misalnya atau ‘membaca’ apa saja. Jadilah manusia pembelajar yang tak pernah puas untuk mengetahui segala hal.

Saat ini, segala puji kepada Gusti, keluarga menerima kedatangan saya dengan suka cita, adik-adik sudah tumbuh menjadi gadis cantik dan ayu yang jauh lebih dewasa, dibandingkan ketika saya dahulu seumuran mereka. Bersepakat untuk kembali membangun perlahan usaha Romo yang sempat ambruk, saya serahkan sepenuhnya kepada mereka, adik-adik saya, mengumpulkan kembali para pembatik yang mulai sepuh, menghargai bakti mereka, dan kenangan yang ada, usaha ini lebih kepada menghargai Romo dan usahanya, dan tetap berusaha suatu saat merek batik kami kembali dikenal para pelanggan setianya. Untuk ke depan, bila nanti diijinkan Gusti, saya hanya ingin menambahkan pengembangan usaha dengan penggunaan teknologi sehingga dalam membuat pola batik dapat dilakukan melalui komputerisasi agar produksi lebih kreatif, dengan tidak meninggalkan para pembatik yang tetap diberdayakan. Beberapa wirausaha pembatik modern sudah membuktikan, para mahasiswa dari kota Priangan terakhir yang saya dengar dari berita kekinian.

Karena dalam suatu usaha kita harus fokus! Jadi saya berikan kepercayaan sepenuhnya kepada mereka, karena saya masih harus banyak belajar mengembangkan bisnis yang sudah saya rintis dan harus mengoptimalkan segala daya dan upaya untuk fokus membesarkan dan mempertahankan kepercayaan pelanggan.

Belum lama ini, datang penawaran kerjasama dari seorang teman yang telah meneliti dan mematenkan alat penghemat BBM yang menjuarai lomba KTI hemat energi tingkat nasional, yang mampu menghemat BBM/ gas sampai dengan 35 % dengan meningkatkan performa mesin. Cara kerjanya : dengan permanen magnet plus pemanas yang berada di dalamnya mengubah kualitas BBM biasa menjadi super (premium berasa pertamax) sehingga terjadi pembakaran sempurna dan peningkatan efisiensi mesin sampai 35 % tanpa mengubah setelan orisinal mesin.

Setelah sebelumnya bengkel kami berhasil memasarkan produk pelindung ban dari kebocoran, yang mampu menambal dalam hitungan detik serta memberikan perlindungan pada ban maksimal 18 bulan. Bengkel kami memang tidak dipromosikan secara berlebihan, tetapi cenderung mengedukasi pelanggan, sehingga cara pakai dan manfaat berbagai produk selalu dijelaskan. Karena bisnis adalah ‘creating value’ bukan selalu dan melulu ‘creating product’. Kreatiflah!

Untuk menjadi seorang yang kreatif sederhana saja, buatlah hidup anda menjadi lebih hidup dan bersemangat dengan memberikan sentuhan humanis seperti musik, film, hubungan yang hangat, penuh persahabatan, semangat untuk berbagi serta menciptakan target-target baru yang pasti akan membentuk perilaku baru, dan kreatifitas terbaru akan tumbuh subur.

Saya tutup cerita pribadi saya, dengan sedikit pesan, mungkin terlihat klise, bukan sekaliber kata-kata khas motivator pak Mario Teguh, Bong, atau Bang Andri Wongso.

Percayalah kawan, diatas segalanya, wirausahawan tidak pernah lahir dari orang yang menunggu, anda harus bergerak, melangkah, mungkin terjatuh, terjerembab bahkan tersungkur di jurang yang dalam, dan bangkit untuk kembali mencoba!

Salam Semangat!

Senja, menutup kata di ujung waktu piket sang surya, untuk kembali bekerja ketika pagi tiba.

Catatan kaki :

1)Rumah

2)Istri

3)Keris

4)Kuda

5)Perkutut

1376384037348283525
1376384037348283525

*tulisan terinspirasi seseorang dengan perubahan nama, tempat dan materi dimana-mana, Kenapa? Karena dia orang biasa katanya, sederhana. Maka, saya ganti saja semuanya seenak jidat saya, yang tidak terkait dan berkorelasi sama sekali kepadanya. Tidak perlu menjadi seorang manusia super untuk menginspirasi sesama. Begitu keinginannya. Manusia berubah, jangan jadikan patokan masa lalu untuk masa depan seseorang, tambahnya. Tulisan ini sempat diikutkan pada sebuah lomba kepenulisan, Alhamdulillah Cuma jadi partisipan. Dan contoh pada latihan kepenulisan juga mendapat koreksian dari mba Asma Nadia. Ya, semoga siapapun yang membacanya selewat saja, sama-sama belajar bahwa : manusia berubah, berikan kesempatan saja untuk mereka membuktikan. Demikian.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun