Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Tren Data Center dan Cloud di Indonesia Tahun 2023

2 Januari 2023   09:48 Diperbarui: 2 Januari 2023   09:58 1680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instalasi PAC di data center (Koleksi Pribadi)

Data Center, bidang yang sedang moncer di Indonesia sepanjang tahun 2022. Dengan adanya pandemi, maka sebagian besar perusahaan berpindah ke cloud, dan mau tidak mau mereka harus memikirkan penggunaan data center bersama ini. Layanan cloud pada dasarnya adalah layanan data center bersama (shared resources) yang diakses oleh banyak pengguna. Layanan cloud tidak hanya menyediakan infrastruktur data center (Infrastructure As A Service), tapi juga berbagai layanan lainnya. 

Sepanjang pengamatan kami, masih banyak fokus di perusahaan dan instansi menggunakan layanan data center untuk keperluan IaaS, dibandingkan dengan layanan lainnya. Fokus penerapan virtual server, virtual data center mendominasi permintaan data center berbasis cloud yang ada di Indonesia selama ini. 

Namun seiring berjalannya waktu, ada beberapa pendekatan yang dilakukan oleh perusahan, yaitu mulai menggunakan layanan cloud lainnya yang disediakan di masing-masing provider. Menurut ragamnya, cloud data center ini dikenal berdasarkan layanannya, yaitu Infrastructure As A Service (IaaS), Software As A Service (SaaS) dan Platform As A Service (PaaS). Sekarang ini juga berkembang layanan lainnya, seperti Database As A Service, Disaster Recovery As A Service, dan ini sangat membantu perkembangan data center di Indonesia. 

Dengan adanya peraturan PP 71 Tahun 2019, dimana data center dan layanannya harus berada di area hukum Indonesia, maka semakin banyak perusahaan data center cloud global yang membuka layanannya di Indonesia. Demikian besarkan market di Indonesia, sehingga mereka berani berinvestasi membuka data center cloud di Indonesia ? 

PP 71 / 2019 Sebagai Trigger.

Perjuangan komunitas data center di Indonesia berbuah hasil, dengan diterbitkannya PP 71/2019 ini. Yang diantaranya mewajibkan Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) untuk menempatkan data mereka di Indonesia. Maka langkah Alibaba yang telah membuka layanan cloud data center di Indonesia sejak 2018 lantas diikuti oleh pemain global lainnya. Google Cloud membuka layanannya di tahun 2020, mengejar market Indonesia yang luar biasa besar. Kemudian NTT di 2021, Azure sudah dibangun sejak 2022. Semua ini layanan public cloud, yang penggunanya kebanyakan sektor swasta, dan pemerintah. Maka sudah sangat jelas, bila ingin masuk market data center cloud di Indonesia, maka provider harus punya lokal cloud zone di Indonesia.

Pusat Data Nasional

Pemerintah melalui Kominfo di Juni 2022 melihat pentingnya mengumpulkan penempatan data pemerintah di data center milik pemerintah saja. Selama ini perkembangan data center market di Indonesia ditopang juga dari tingginya proyek data center di lingkungan pemerintah. Dengan adanya strategi PDN, maka proyek data center harus terpusat di rencana 4 data center yang dibangun pemerintah dalam 2 tahun ke depan. Pusat Data Nasional sementara saat ini menggunakan dua provider lokal besar, Telkom dan Lintasarta. Tentunya layanan IaaS yang paling dominan akan digunakan, mengingat beragamnya aplikasi pemerintah.

Green Data Center

Salah satu inisiatif yang dicapai tahun 2022 adalah dikeluarkannya White Paper Indonesia Green Data Center. Dengan adanya white paper ini semakin mengarah kepada Standarisasi Green Data Center yang sedang dicanangkan pemerintah. Green Data Center tidak hanya harus mengubah data center yang ada saat ini untuk semakin 'green' , mengurangi carbon, tapi juga mempersiapkan data center kecil dan besar berikutnya untuk memperhatikan aspek-aspek penting penghematan energi. Data Center diketahui saat ini menyumbang emisi hingga 2% secara global. Untuk memulai green data center di lingkungan data center atau server room yang telah anda miliki, maka bisa mulai mengukur PUE atau menerapkan CFD. Ini untuk memastikan efisiensi data center anda.

Target 1000 MW

Saat ini data center di Indonesia baru mencapai kapasitas 200 MW, sedangkan kebutuhannya mencapai 1000 MW. Data center sendiri merupakan pangsa pasar empuk bagi PLN dan pembangkit listrik mandiri, karena kebutuhan sumber daya listriknya yang tinggi dan stabil. Dari 200 MW yang ada, PT DCI memiliki kapasitas 56 MW, dan sisanya terbagi dalam puluhan data center lokal yang ada. Tercatat dalam anggota APTIKNAS sendiri ada beberapa data center lokal, seperti ZettaGrid, Dwi Tunggal Perkasa, NAPINFO dan Datacomm. Target kapasitas ini tentu akan dikejar oleh banyak provider data center lokal. 

Internet Exchange Lokal

Selain geliat perkembangan data center, kita juga harus mempertimbangkan banyak dibangunnya Internet Exchange lokal. Hal ini karena sebagian besar trafik Internet di Indonesia masih melalui jaringan internet exchange yang ada di Singapura dan Hongkong. Dengan adanya dibangun internet exchange lokal maka tentu penggunaan bandwidth antar data center di Indonesia akan lebih baik, lebih hemat dan tentu lebih cepat diakses.

Hosting ke Cloud Data Center

Selain tumbuhnya banyak provider data center, dunia hosting juga mulai beralih ke layanan cloud data center. Mereka umumnya jauh lebih siap, karena telah memiliki server-server yang ditempatkan di data center hosting provider. Perbedaannya tentu adalah jenis layanan yang mereka sediakan. Cloud hosting sering disebut demikian, selain layanan lain yang mereka bisa sediakan. Tidak banyak provider hosting yang bisa bertahan di tengah gempuran provider cloud global yang sangat kuat di marketing dan branding mereka. 

Multicloud , Hybrid dan Private Cloud

Ada tren menarik yang muncul di perusahaan, yaitu penggunaan multicloud. Karena sebagian besar layanan yang digunakan adalah IaaS, maka penggunaan multicloud tidak mengalami kendala berarti. Tapi bila telah menggunakan layanan spesifik lainnya, maka tidak mudah dilakukan. Strategi Multicloud juga diambil terutama oleh perusahaan terbuka untuk memastikan infrastruktur mereka tidak terikat dengan satu cloud provider saja. Di lain pihak, ada juga perusahaan dan instansi yang memilih menerapkan private cloud, sehingga mereka memiliki layanan cloud private secara lokal, tapi tetap bisa gunakan layanan cloud publik (hybrid). Dalam layanan yang kami berikan, kami melihat segmen pengguna Vmware sangat besar di Indonesia, dan sebagian besar kami tawarkan layanan cloud Zettagrid. Bila mereka memiliki kebutuhan spesifik, kami berikan layanan GCP. Sedangkan bila hanya fokus di layanan berbasis Linux, kami berikan layanan Linode dari Akamai. Semua layanan ini mendukung berbagai penerapan multicloud dan hybrid. Untuk layanan private cloud, kami menyediakan Nutanix dan terakhir produk terbaru yaitu ZStack.

Micro Data Center

Seiring dengan perkembangan data center terpusat, baik di cloud atau onpremise, maka tetap diperlukan adanya data center secara mandiri di remote, atau yang dikenal juga dengan micro data center. Dengan implementasi micro data center, dimana dalam satu rak saja semua perangkat bisa ditempatkan dalam satu tempat, dengan standar seperti data center pada umumnya, maka implementasi edge data center menjadi lebih mudah. Solusi seperti Huawei Digital Power FusionModule500, APC Micro Data Center, Rittal dan beberapa merek lainnya.

Edge Computing

Selain micro data center, tren edge computing juga tumbuh. Penggunaan server, micro data center yang melakukan prosesing dan bisa terintegrasi dengan aplikasi, database dan storage yang ada di cloud menjadi ciri implementasi edge computing. Penerapan edge computing sangat membantu di Indonesia yang masih memiliki keterbatasan akses bandwidth dan internet, terutama di area rural. Maka peluang produk dan solusi edge computing juga sangat baik.

SDM jadi Prioritas

Bila melihat market data center yang ada, maka tentunya sumber daya manusia terkait data center sangat penting. Banyak provider masih mengandalkan sumber daya manusia dari luar negeri, terutama untuk desain data center. Tidak ketinggalan untuk pengelolaan data center juga sangat diperlukan. Provider seperti EPI Training Solutions akan sangat diperlukan melengkapi kebutuhan SDM ini, selain ada beberapa provider training lokal yang menyediakan layanan ini. Ini juga yang menjadi faktor penting bila anda ingin membangun data center sendiri, harus ada SDM yang bisa mengelolanya. Bila tidak ada, maka lebih baik gunakan layanan cloud data center .

Dimana kami berperan? Kami di DCMGroup telah terlibat dalam proyek dan pengembangan data center, server room sejak 2005. Seperti yang saya jelaskan tadi, banyak orang bisa membangun, tapi tidak banyak yang bisa mengelola. Kami menyediakan layanan data center, cloud dan management dalam berbagai bentuk. Untuk anda yang baru memiliki data center, maka pastikan anda mengikuti standar green data center (white paper Green Data Center Indonesia) dan Standarisasi Pusat Data Indonesia (SNI 8799/2019). 

Bila anda telah memiliki server room dan data center, maka pastikan anda telah menggunakan Environment Monitoring System (EMS) untuk memonitor suhu, kelembaban, tegangan dll yang diperlukan. Ini semua akan membantu anda mengukur PUE. Bila memerlukan audit, maka bisa menggunakan CRUR (Computer Room Utilization Ratio) yang dikembangkan EPI. 

Kalau anda perlu training data center, maka bisa mengikuti kelas training EPI, atau kelas lainnya yang diadakan JASATIK dan EVENTCERDAS. Ini sangat penting untuk dimiliki SDM terkait. Bila terkait pengelolaan, atau management, kami juga menyediakan jasa maintenance data center, terkait UPS, PAC, EMS. 

Untuk data center, atau server room anda yang berantakan, perlu dilakukan RETROFIT, maka kami menyediakan jasa layanan retrofit data center. Semua ini akan membuat kembali data center anda lebih rapih, tertata dan terdokumentasi. 

Data Center, server room anda pasti berisikan server dan perangkat, dan kebutuhan saat ini telah beralih ke cloud, multicloud, hybrid ataupun private cloud. Apapun jenis layanan cloud yang kita ambil, dibelakangnya pasti ada intrastruktur data center yang kompleks dan perlu penanganan khusus. 

Kami di APTIKNAS pada tahun ini pun membentuk konsentrasi khusus Cloud Computing, yang menjadi fokus perhatiannya adalah layanan cloud data center di Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun