Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mensiati Kelangkaan Semikonduktor

2 Juli 2022   07:15 Diperbarui: 2 Juli 2022   07:19 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Salah satu kendala dalam pengembangan teknologi informasi di masa pandemi adalah kelangkaan semikonduktor. Kelangkaan ini bisa terjadi karena menurunnya produksi yang dilakukan pabrikan semikonduktor yang saat ini hanya ada banyak di China , Taiwan , Korea Selatan dan Amerika. 

Mengapa ini bisa terjadi ?

Pertama, jelas karena permintaan meningkat, tapi produksi menurun. Permintaan meningkat karena sekarang semua menggunakan semikonduktor, bukan hanya komputer dan perangkatnya, tapi bahkan mobil dan motor juga gunakan semikonduktor.

Kedua, produksi menurun karena Covid. Seringkali pabrik harus menunda produksi nya karena covid, ini terjadi di daerah China dan Taiwan. 

Ketiga, sumber daya  semikonduktor terbatas. Mengapa hanya ada di 4 negara besar itu ? Kemana yang lain? Sumber semikonduktor memang ada di daerah-daerah tersebut. Terutama di China dan Taiwan. Taiwan sendiri saat ini menempati peringkat utama produsen semikonduktor. 

Dalam bicara dengan perusahaan-perusahaan Taiwan, salah satu sumber daya manusia semikonduktor adalah yang termahal disana. 

Keempat, peluang Indonesia adakah ? Salah satu mimpi besar anggota APTIKNAS adalah menghasilkan chip Nusantara. Ini kami sampaikan dalam beberapa kali seminar, webinar hingga expo yang mengangkat produk Indonesia. Hal ini digagas juga oleh salah satu jebolan yang bekerja lama di Taiwan. Potensi ini tentu ada. Masalahnya apakah kita siap? Pemerintah mendukungkah ? Kami dari industri jelas mendukung. 

Fokus yang bisa kita lakukan adalah membuat semikonduktor, atau chip dengan fungsi tertentu yang bisa membantu Indonesia. 

Kelima, gunakan resouces bersama. Salah satu cara untuk mensiasati ini adalah dengan menggunakan resource bersama. Apa sajakah itu?

Misal, menggunakan resource hardware bersama. Daripada menggunakan server baru yang tentu harus menunggu 6-8 minggu untuk pengiriman, maka gunakan resource server yang sudah ada. Coba cek, berapa persen utilisasi yang anda telah gunakan selama ini. Kebanyakan server hanya diutilisasi 20-40 persen saja, maka masih bisa digunakan untuk yang lain. 

Lalu gunakan virtualisasi. Bila ternyata server masih 20-40 persen, gunakan virtualisasi untuk menghemat. Dengan virtualisasi maka bisa dibangung beberapa server virtual di dalam perangkat yang sama.

Berikutnya, gunakan komputer lama. Dengan perkembangan sekarang ini, tidak hanya komputer baru yang diperlukan, bahkan kita bisa menggunakan komputer lama. Kok bisa? Sebagian aplikasi kita sudah menggunakan interface web, atau dikenal dengan web-based. Otomatis kita hanya perlu browser. 

Gunakan perangkat lama ini tidak hanya untuk komputer, mungkin juga ada beberapa perangkat lain yang bisa digunakan lagi, kita harus memikirkan cara untuk bisa menggunakannya kembali. 

Mari kita siasati kelangkaan semikonduktor dengan bersama menghemat dan menggunakan kembali perangkat yang bisa kita gunakan. 

Sembari kita terus berusaha agar Indonesia segera bisa memiliki industri semikonduktornya sendiri, tidak harus bergantung kepada negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun