Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Ketika Akhirnya Pindah ke WPS Office

29 Juni 2022   08:47 Diperbarui: 30 Juni 2022   08:00 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak komputer ada dan diperkenalkan, salah satu aplikasi yang tidak pernah mati hingga saat ini adalah aplikasi perkantoran, atau kita kenal dengan aplikasi Office. Mulai dari Lotus123, WordStar, kemudian Microsoft Office yang melegenda, OpenOffice atau LibreOffice yang free, hingga aplikasi Office berbasis cloud, seperti Google Sheet, Google Docs. Semua ini mewarnai kehidupan kita para entrepreneur dalam tiap tahapan bisnis kita. 

Saat ini, kecenderungan penggunaan aplikasi Office berbasis cloud semakin tinggi. Namun karena keterbatasan akses dan bandwidth Internet, maka tetap peluang aplikasi yang dipasang di komputer / laptop tetap menjadi prioritas di Indonesia. 

Saya masih ingat, dulu sangat penting memiliki aplikasi Microsoft Office, bahkan rela membayar mahal untuk lisensi Microsoft Office. Kemudian sepuluh tahun lalu, kami memutuskan pindah ke LibreOffice atau OpenOffice. Meskipun dengan sedikit ketidaknyamanan pada saat awal, tapi lambat laun menjadi terbiasa. 

Selain karena tidak ada biaya lisensi, aplikasi OpenOffice atau LibreOffice ini juga memiliki fitur yang sama dengan aplikasi berbayar seperti Microsoft Office. Maka banyak perusahaan juga beralih ke aplikasi ini karena kemudahan dan kemurahannya. 

Tapi ternyata tidak berhenti sampai disana. Lima tahun ini aplikasi berbasis cloud mendadak menjadi tren. Semua pindah ke cloud. Termasuk juga aplikasi office berbasis cloud. Maka Microsoft menggantinya menjadi Office365, aspek kemudahan akses dari mana saja, termasuk dari laptop yang terpasang, hingga mobile mengakses semua dokumen yang ada di cloud. Semua ini juga telah dimulai oleh aplikasi GoogleDocs, GoogleSheet, kedua jenis aplikasi yang juga bisa mudah ditemui dan digunakan di handpone berbasis android yang menguasai dunia saat ini.

Lalu, mengapa aplikasi office berbasis cloud kurang populer, kembali karena faktor bandwidth dan akses Internet. Untuk kota tertentu, mungkin sangat mudah karena memiliki bandwidth dan akses Internet yang bagus. Tapi bila kita bicara pedesaan, tentu tidak mudah. Tapi tetap, kita akan perlu aplikasi sejenis ini bisa ada di laptop, komputer dan smartphone kita bersamaan. 

Nah, muncullah aplikasi Office KingSoft yang sekarang lebih dikenal dengan nama WPS Office. Gegera sebagian besar smartphone diproduksi di China, maka aplikasi WPS Office menjadi berkembang sangat pesat. Waktu awal mengenal ini lima tahun lalu, mungkin ada kendala karena sebagian besar ada huruf mandarin, tapi sekarang, semua menjadi bahasa Inggris dan Indonesia. 

Fenomena penggunaan WPS Office di kalangan pebisnis juga mendadak mencuat. Karena harga lisensi Office365 yang minimal 950ribu hingga 1.2 juta, maka WPS Office yang hanya 450rb per tahun. 

Tidak hanya itu, bahkan kita bisa menggunakannya secara GRATIS, tanpa harus bayar. Dan semua fitur tersedia. Kecuali penyimpanan di cloud. Maka aplikasi ini sangat membantu kita yang sangat perlu aplikasi Office tanpa repot membayar, semua fitur ada, dan juga pada umumnya kita menggunakan aplikasi untuk membuat dokumen, spreadsheet dan powerpoint dalam tingkat basic hingga menengah. Semua ini ada di WPS Office. 

Apa untungnya untuk pengusaha ?

Pertama, tidak harus berbayar. Open Office dan LibreOffice juga menawarkan hal yang sama, tapi tidak dengan integrasi ke cloud. Sebagian besar dari kita juga tidak melulu menggunakan cloud untuk menyimpan. Jadi akhirnya saya menyarankan tim mulai beralih ke WPSOffice , selain karena bisa free, juga fiturnya banyak seperti Office365. 

Kedua, bisa disimpan di lokal, bisa disimpan di cloud. Kembali, opsi ini menarik. Ada sebagian kita hanya mengakses server, atau file yang disimpan di lokal harddisk saja. Tidak perlu ke cloud. Tapi ada yang perlu ke cloud, dan anda bisa membayar untuk memiliki berbagai fitur lain, atau dikenal dengan WPS Premium . 

Dengan fitur premium tentu semakin banyak, seperti mengedit file PDF (ini yang powerful), bisa menyimpan dalam format lain, satu akun WPS bisa digunakan di 9 perangkat (3 pc / laptop + 6 mobile). Banyak sekali bukan. Ada kolaborasi di cloud, fitur TEAM. Jadi kita bisa bekerja mengakses file yang sama. Terakhir adalah kapasitas 20GB. 

Saya sudah menggunakannya 2 tahun terakhir, dan saya merasakan puas. Mudah digunakan, bisa kolaborasi dengan mudah, bisa mengakses file yang ada di google drive, dropbox dari dashboard WPS. 

Ketiga, bekerja kolaborasi. Salah satu keunggulan aplikasi berbasis cloud adalah bisa kerja kolaborasi, bersama-sama mengerjakan file, mengeditnya bersama. Yang sebelumnya kami banyak menggunakan aplikasi Google Docs dan Google Sheet untuk hal ini, tapi sekarang tidak melulu harus pakai itu, bisa gunakan WPS Office juga. 

Jadi ini menarik, karena di tim kami, admin menggunakan Chromebook, bisa mengakses file di Googledrive. Tim lain mengakses dari Linux, menggunakan OpenOffice / LibreOffice dan disimpan di googledrive. Saya mengakses nya dari WPS Office. Mudah kan. 

Kemudahan WPS Office ini menarik untuk digunakan lebih jauh, karena ternyata sekarang saya membuka dokumen dengan mudah dari berbagai perangkat tablet , smartphone yang saya ada. Selama diberikan akses, kita bisa membuka file itu dengan mudah dan cepat. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun