Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Business Development 101: Tentukan Kanal Marketing

5 Agustus 2021   07:58 Diperbarui: 5 Agustus 2021   07:58 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Tahapan selanjutnya dalam pengembangan bisnis, adalah menentukan kanal marketing. 

Pertama, adalah bagaimana anda bisa memilih kanal yang tepat untuk bisnis anda. Bagi kita yang berbisnis di bidang Business to Business (B2B), dimana target market nya adalah korporasi , maka sesuaikan dengan dimana customer kita biasa berada. 

Bila customer kita biasa berada di LinkedIn, Facebook, maka disanalah juga anda harus berpromosi. Demikian juga untuk Business to Customer (B2C), bila target customer kita berada di jalan yang dimana kita buka usaha, maka kita bisa menggunakan brosur. 

Bila customer anda ada di mal, maka promosilah di mal. Bila customer anda kebanyakan mengakses informasi via TV, maka disanalah beriklan dengan masif. Kanal marketing tetap memperhatikan dimanakah kebanyakan customer kita berada.

Kedua, marketing itu bukan hanya sekedar iklan. Tidak hanya iklan saja, tapi diukur. Banyak perusahaan, atau usaha, percaya dengan cara membagikan brosur adalah cara terbaik. Tapi tidak pernah diukur. Demikian juga, banyak yang beriklan di TV, tapi tidak pernah diukur. Bagaimana cara mengukurnya ? 

1. Cari tahu bagaimana customer tahu atau membeli produk/jasa anda? Bisa dengan tanya langsung, kuisioner singkat, melalui sales kita, semua ini untuk mengetahui apakah pola kanal marketing yang telah dilakukan efektif atau tidak.

2. Ukur pendapatan penjualannya (Sales Revenue). Setelah kita tahu darimana customer itu datang, ukur secara periodik berapa banyak nilai penjualan yang berhasil didapat. Ini membandingkan antara biaya marketing yang telah dikeluarkan dengan pendapatan (revenue) yang didapat. 

3. Ukur konsumen yang kembali membeli. Ingat, bisnis bisa bertahan bila ada customer yang 'rajin' membeli, menggunakan dan terus menerus. Pengukuran ini namanya Customer Retention. 

Berapa banyak customer yang pernah membeli, mereka kembali membeli. Mungkin ada beberapa industri yang tidak bisa mengukur, atau sulit. 

Tapi dari data pembelian yang masuk, setidaknya sudah kelihatan customer mana yang terus membeli, setidaknya dalam kurun waktu tertentu. 

4. Trafik ke kanal. Ini juga harus diukur. Ada yang promosi terus menerus via twitter, tapi pengikutnya hanya dibawah 100, apakah ini efektif. Demikian juga ke kanal marketing lainnya. Berapa banyak yang ke Facebook Page, ke LinkedIn, atau mungkin melihat video youtube produk kita, berapa jumlah viewer nya. 

Yang paling umum adalah yang datang ke website kita. Disana kita juga bisa mengukur. Demikian juga dengan Instagram, Tiktok, berapa banyak yang lihat waktu kita update produk, update status. Cara yang sederhana juga bisa gunakan WhatsApp Status, berapa banyak yang lihat status kita.

5. Dari mesin pencarian di Internet, dan sosial media, berapa banyak yang mencari kita. Tentu harus menggunakan berbagai tools yang ada untuk bisa memonitor dan mengukur ini.

Semua aktifitas ini juga sangat penting untuk mengukur, apakah kanal marketing yang kita gunakan telah tepat. Dan bila belum, jangan ragu untuk menggantinya. 

Marketing itu dinamis, business development juga. Semua parameter ini bisa digunakan dalam CRM, dimana salah satu bagiannya adalah modul MARKETING. Produk seperti CREATIO bisa membantu anda mengukur ini semua.

Kanal marketing sangat penting agar bisnis anda bisa bertemu dengan konsumen secara efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun