Dalam bahasan sebelumnya, saya membahas 6 Modal utama menjadi Freelancer , nah kali ini saya akan membahas dari sisi perusahaan yang menggunakan jasa tim freelancer.Â
Freelancer sendiri ada yang bekerja secara pribadi, perorangan, secara umum ini yang paling banyak. Tapi ada juga yang bekerja secara tim, jadi lebih dari satu orang. Biasanya tim ini juga adalah kumpulan orang yang biasa bekerja secara freelance.
Bagaimana mengelola mereka ?
Pertama, Diversity & Inclusion. Menjadi freelancer umumnya karena mereka memiliki skill tertentu. Tentu kita harus melihat perbedaan ini, artinya orang freelancer ini memiliki nilai lebih, karena ada skill yang mereka miliki . Uniknya mereka ini, tim atau perorangan freelancer memang berbeda tapi harus bisa terlibat dalam tim yang ada sekarang. Nah ini artinya, tim kita sendiri juga harus punya keterbukaan untuk bisa menerima tim freelancer ini untuk bekerja bersama.
Kedua, Decision Making. Salah satu ketrampilan yang harus kita miliki dalam mengelola tim freelancer adalah ketegasan mengambil keputusan. Mungkin saja mereka 'juga mengerjakan' banyak pekerjaan lain, yang mau tidak mau kita harus bisa kontrol adalah ketepatan target yang ditentukan. Maka pengambilan keputusan menjadi penting, kita yang lambat, tidak melakukan detail kontrol maka akan terkena masalah berikutnya, yaitu pencapaian target kerja yang meleset.
Ketiga, Strategic Thinking. Mengelola mereka yang notabene bukan tim kita sendiri ini tidak mudah juga. Berpikir strategis adalah berpikir untuk mencapai tujuan. Mengelola tim freelancer harus memastikan tim mencapai tujuan yang kita tentukan. Dan kitalah yang menentukan strateginya, mereka yang melakukan detailnya.Â
Keempat, Fasilitas. Tim freelancer harus dipastikan bisa bekerja dengan optimal, termasuk dukunga fasilitas. Bila terkait komputer, laptop, pastikan mereka punya itu, bila terkait koneksi Internet, kita pun harus memastikan mereka ada internet dan ada pulsa. Fasilitas lain yang mungkin terkait dengan pekerjaan juga harus dipastikan. Bila tidak ada,tinggal tentukan mau bagaimana polanya, kita yang sediakan , atau mereka yang sediaan tapi bisa ditagihkan ke perusahaan.
Kelima. Teamwork, kerja tim. Jadi tim freelancer ini juga adalah bagian dari tim kita, tapi mungkin ada batasannya. Tidak bisa kita kontrol sepenuhnya, tapi tetap harus bisa bekerjasama dengan tim yang ada. Maka memastikan adanya kesatuan, blended ini harus bisa terjadi dengan tim internal yang ada.
Keenam, Perhatikan budaya. Ada beberapa tim freelancer yang memiliki gaya bahasa, logat, tata bahasa, hingga cara berpakaian yang tidak umum, dibandingkan dengan tim internal yang bekerja di perusahaan. Maka kita harus perhatikan jelas hal ini. Dan ini sebenarnya tidak menjadi kendala, bila kita saling memahami.
Itulah ada beberapa hal yang harus dimiliki pemahaman dari sisi perusahaan bila bekerjasama dengan tim atau perorangan secara freelancer. Ingat, pola freelancer ini akan menjadi tren umum dalam lima tahun ke depan, dan perusahaan harus siap menerima dan mempersiapkan diri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H