Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Belajar Online Mengubah Kebiasaan Anak-anak Kita

19 April 2021   08:25 Diperbarui: 19 April 2021   08:33 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah setahun anak-anak kita harus menjalani satu hal yang merubah kehidupan mereka, yaitu belajar online. Belajar online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) mungkin bisa dinikmati sebagian besar siswa dan mahasiswa di kota besar. Tapi tidak untuk mereka yang ada di kota kecil atau pedalaman dengan keterbasan koneksi Internet. Maka pemilihan pemerintah untuk menyiarkan melalui media TV mau tidak mau harus dilakukan untuk membantu mereka mengakses bahan ajar. 

Coba sekarang kita lihat, apa lagi yang berubah ?

Pertama, bangun pagi atau bangun siang. Anak-anak kita yang memiliki jadwal sekolah pagi , umumnya harus bangun pagi sekali untuk bisa menyiapkan diri, mandi dan membereskan baju dan perangkat sekolah, sekarang tidak. Bahkan saya mendengar banyak yang belum mandi, langsung ganti baju, bahkan sebelumnya sambil makan pagi. Membiasakan anak untuk tetap bisa bangun pagi adalah penting, karena mereka harus mempersiapkan diri untuk kebaikan mereka. Menjadi pribadi yang lebih siap itu adalah tugas kita sebagai orangtua. 

Kedua, belajar otodidak. Dulu kebanyakan semua bahan didapat dari sekolah, sekarang tidak. Mungkin mereka sangat terbiasa mempelajari segala sesuatu dari Internet, termasuk Youtube. Lalu bagaimana dengan kurikulum yang seharusnya disampaikan sekolah? Sekolah, guru tetap akan berusaha menyampaikan bahan ajar, tapi anak-anak kita akan lebih baik, bila mereka sendiri harus siap untuk belajar mandiri, otodidak. Bukankah dalam banyak hal dalam kehidupan kita ini adalah sesuatu yang kita pelajari sendiri ? Membiasakan mereka belajar otodidak sangat penting. Kemampuan untuk belajar mandiri, dan mengerti dengan baik memang tidak mudah, disinilah peran guru. Peran humanis guru tidak akan tergantikan dengan peran Youtube, mereka akan tetap perlu sosok untuk mengarahkan dan membimbing dengan baik. 

Ketiga, kejujuran. Ini yang paling banyak tantangannya. Mulai dari mereka bangun pagi, belajar harus menunjukkan kamera, hingga menjawab semua soal ulangan dan ujian. Kejujuran menjadi tantangan dalam pembelajaran online. Nah, ini ada yang menarik. Ada yang anak mendadak mendapakatkan peringkat tinggi selama pandemi. Tapi ada juga yang selama ini berprestasi harus kalah, dan bersaing dengan hebat. Karena mereka mudah belajar sambil buka google, mencontek dengan google. Bahkan mereka bisa belajar, sambil tangannya bermain game di smartphone.

Apa yang bisa kita lakukan ?

Tetap kembali ke esensi pendidikan, mendidik. Maka sekolah dan guru harus mempersiapkan cara agar mereka bisa belajar dengan baik, dengan jujur dan dengan kemampuan maksimal dari tiap orang. Tidak heran ada sekolah yang menerapkan banyak hal baru selama masa pandemi. 

Salah satu yang menarik belakangan ini adalah penggunaan dua kamera. Kamera yang satu untuk melihat dan berkomunikasi dengan guru dan teman, sebagai bagian dari kelas. Kamera satunya untuk melihat laptop dan tangan siswa. Dengan cara ini, sekolah dan guru mencoba mendiri anak-anak kita untuk belajar jujur. Jujur terhadap diri mereka sendiri. Memastikan mereka siap semua dengan seragam yang lengkap, memastikan mereka mengikuti semua pelajaran, dan bahkan memastikan mereka menjawab soal dengan jujur. Ini semua dilakukan untuk kebaikan anak-anak kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun