Pertanyaan ini disampaikan dalam diskusi kecil kami, apakah perusahaan kita mau menjadi semakin besar, atau tetap kecil saja ?
Untuk kalangan UKM, atau bahkan UMKM, pilihan menjadi tetap kecil saja seringkali diambil. Hal ini karena mereka merasa bahwa :
1. Bisnisnya untuk diri sendiri
Bisnis atau usaha yang dikerjakan sendiri, diupayakan sendiri, semua ini untuk diri sendiri. Begitu pikirnya. Tapi ini akan menjadi kendala bila mereka menjadi tua, tidak produktif. Anak-anaknya belum tentu bisa meneruskan apa yang telah dikerjakan. Tidak semua bisnis bisa diturunkan dengan mudah.Â
Bisnis untuk diri sendiri akan hilang di generasi kedua atau ketiga.Â
2. Bisnisnya hanya untuk waktu singkat.
Tetap menjadi kecil menjadi pilihan karena inilah yang sering dipikirkan, bisnis nya sementara. Padahal dalam urusan bisnis, itu bisa menjadi sangat panjang dengan waktu yang tidak sedikit juga. Memilih bisnis yang dipikirkan hanya untuk sementara tentu tidak perlu berpikir bahwa ini akan besar.Â
Yang menarik, apa yang dimaksud besar disini ? Dalam kuadran Robert T. Kiyosaki, ternyata bisnis besar itu adalah yang telah memiliki karyawan lebih dari 500 orang, wah.. ini sih besar sekali untuk Indonesia. Kita hanya punya 5-50 orang karyawan saja sudah luar biasa rumitnya, itu pikir sebagian orang. Maka bila anda kejar bisnis hanya untuk waktu singkat, pasti tidak merasa akan perlu membesarkan bisnis.Â
3. Bisnisnya hanya untuk bantu orang
Nah, ini yang tadinya sangat jarang, tapi sekarang lagi marak. Bisnis yang sifatnya membantu orang, mereka pikir hanya perlu identitas, tidak harus menjadi besar. Karena ini bisa saja bentuknya yayasan, perkumpulan yang mengelola dana perusahaan, menyalurkannya dalam bentuk usaha.Â
Maka pilihan untuk tetap menjadi kecil seringkali menjadi pikiran para pebisnis, apalagi dengan berbagai fasilitas yang ada.Â
Tapi sejujurnya memang inilah yang memperkaya Indonesia, usaha kecil dan menengah yang banyak di Indonesia, hingga 99%, bayangkan ..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H