Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Saya Bersyukur karena Saya Sales

7 Maret 2021   18:37 Diperbarui: 7 Maret 2021   20:01 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sekian lama, saya kembali membaca buku THE BUSINESS SCHOOL dari Robert Kiyosaki. Buku yang menghebohkan dunia sebelumnya dengan buku Rich Dad Poor Dad. Saya menikmati kembali beberapa hal dari buku ini. 

Menemukan kembali arti diri kita.

Mungkin buat sebagian orang, menganggap dirinya telah berhasil, karena mencapai titik keberhasilan tertentu. Mereka menjadi karyawan tingkat tertinggi - menjabat direktur di perusahaan. Tapi sungguh ternyata , mereka belum mencapai titik optimal. Meskipun memang sebagian juga menemukan makna hidupnya dengan menjadi direktur, seperti Jack Welch dari General Electric. 

Tapi esensinya sebenarnya adalah menemukan diri anda untuk berguna dan bermanfaat bagi orang lain. 

Orang sukses belajar menghadapi ketakutan mereka, bukannya membiarkan ketakutan itu menguasai mereka

Untuk sebagian orang, sukses itu beragam, tapi sebenarnya adalah mengatasi ketakutan mereka, dan menemukan kembali tujuan hidup mereka. Dan saya bersyukur telah menemukan tujuan hidup itu. 

Dari teknisi jadi sales

Mungkin orang dulu mengenal saya sebagai teknisi, karena memang bidang teknis saya geluti sejak SMP, hingga lepas kuliah, masih bergelut dibidang teknis. Tapi tantangan hidup membuat saya memilih untuk pindah jalur, dan menjadi sales. Hal ini tetap dimulai dengan pre-sales, yang membantu sales untuk memberikan solusi secara teknis. 

Di sinilah saya belajar berinteraksi dengan orang, mengenal watak orang dan menjadikan mereka sahabat dan membantu mereka. Maka jadilah saya sales. Dari pre-sales hingga direktur marketing, bukan di perusahaan besar, tapi perusahaan kecil, dan tetap saja tantangannya sama. 

Pindah kuadran E-S-B atau E-S-I

Dalam buku ini , kembali dibahas soal 4 kuadran. Anda yang karyawan, ada di kuadran E. Hingga level tertinggi pun, bila ada bekerja untuk perusahaan, maka anda tetap kuadran E. Saya pernah ada di kuadran E. Lalu anda yang punya usaha, mau kecil atau besar, selama karyawannya masih dibawah 500 orang, disebut berada di kuadran S. Termasuk anda para konsultan, dokter, profesional, semua ada di kuadran S. 

Lalu anda mau pindah ke mana? Saya sekarang ada di kuadran S. Dan ingin pindah ke kuadran lain. Ada pilihan kuadran B dan kuadran I . Kuadran I adalah investor. Bila anda belum sangat stabil, mendapatkan penghasilan stabil hingga 1M per tahun, maka sebaiknya anda jangan pindah ke kuadran I. Tapi mau ke kuadran B juga sangat sulit, bagaimana bisa memperkerjakan hingga 500 orang, saya yang 25 orang saja sudah pusing sakit kepala mengurus tim.

Pemasaran Jaringan cara masuk kuadran B

Lalu saya kembali mengingat buku ini merupakan titik pandang Robert untuk pemasaran jaringan. Dan disampaikan dengan jelas, cara kita masuk ke kuadran B, adalah cukup dengan menjalankan pemasaran jaringan. Mungkin sebagian merasa alergi dengan pemasaran jaringan, atau MLM. Karena banyak yang merasa 'terjebak' dengan banyaknya MLM yang merusak pemahaman dan arti luhur dari pemasaran jaringan. Tapi dengan pemasaran jaringan, anda bisa punya tim di bawah anda, dan jumlahnya melipat dengan cepat. Dan angka target 500 tadi menjadi sangat mudah. 

Menemukan Jalur Kuadran B melalui HDI

Saya penasaran dengan pemasaran jaringan HDI. Adik saya dulu bahkan bekerja disana, saya tidak pernah tertarik. Tapi saat melihat potensi yang demikian besar dari pemasaran jaringan HDI, saya lalu memeriksa ulang. Pertama, bagaimana HDI mengajarkan saya tentang produk dan business plannya. Kedua, dukungan sistem yang ada. Ketiga, kemudahan akses informasi dan produk serta business plan. Semua sangat mudah. Sekarang saya sudah siap. Saya sangat bersyukur memiliki latar belakang sales, jadi merasa siap menjalankannya, meskipun tetap harus belajar dan belajar. 

Dengan menjadi penjual, maka kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Anda tidak bisa membeli, kalau anda tidak menjual. Saya jadi ingat ketemu anak yang baru lulus SMK mencari kerja di Jakarta, dan juga lulusan sarjana yang menganggur, keduanya saya ajak untuk menjadi sales, termasuk di pemasaran jaringan, dan mereka tidak tertarik. Mereka lebih ingin gaji yang tetap, daripada mempersiapkan diri mereka menjadi sales terbaik yang mereka bisa pelajari melalui pemasaran jaringan.

Siapkan diri anda masuk ke pemasaran jaringan, bila anda benar-benar ingin menjadi penjual / sales yang sesungguhnya. Saya sedang memulainya, dan saya rangkum semua di sehatcerdas.id . See you on top !!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun