Mohon tunggu...
Waritsa Asri
Waritsa Asri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ku ingin menjadi penulis buku fiksi baik ... :-D ku ingin menyuarakan suara yang tak bisa ku keluarkan...:-D ku ingin segala tulisku terbaca....:-D

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surau di Kostanku

14 Maret 2011   02:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:48 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sekitar bulan februari pertengahan, saya dan saudara sepupu kembali melakukan kegiatan nomaden kami yaitu pindah kostan. selama kurun waktu 3 tahun, sudah 4 kali kami berdua pindah kostan. dimulai dari kejadian kemalingan, kedua kemalingan juga, ketiga karena kemalingan juga, keempat karena kostan kami tidak boleh pulang lebih dari jam 9 malam sedangkan model saya dan kakak sepupu saya yang senang sekali organisasi atau mengikuti acara tidak mungkin pulang kurang dari jam 9 malam. ( kami pulang malam juga dengan alasan yang baik kok ). sudah begitu untuk kostan yang keempat itu, saya dan kakak sepupu saya suka sekali jadi membicarakan pemilik kostan tersebut karena kebetulan kostannya menyatu dengan rumah beliau. yah..dibanding suudzon lebih baik pindah. pindah ke kostan ke lima membuat saya shock karena kamarnya lebih kecil sedang muatan kami itu bisa dibilang lumayan banyak.tapi walau sesempit apapun dengan lebar 2x3 (mungkin) tetap saja semua muatan kami "PAS!". yah... kakak sepupu ku memang hebat sebagai pengatur barang-barang sedangkan saya lebih hebat dalam membawa-bawa alias kuli angkut. kostan ke lima ini dekat sekali dengan masjid atau surau yang biasa ku sebut, tidak perlu alarm untuk bangun subuh karena cukup dengan mendengar adzan dari surau tersebut. tapi kupikir sampai disitu saja kesenangan saya dekat dengan surau. hingga suatu pagi, saya sedang iseng-iseng memakai pocket kamera karena sedang latihan memotret dan memaksimalkan kamera yang dimiliki. saya suka dengan pemandangan langit di pagi hari nan buta juga dingin (berhubung di Bandung). sayapun memotret satu hal yang membuat saya terpesona, walau entah dengan orang-orang. [caption id="" align="alignnone" width="540" caption="surau yang kusukai"][/caption] walau masih kurang dalam segi contrast atau bright, tapi pemandangan ini dirasaku jarang bisa ditemui karena sekarang saya tinggal dikota, sedangkan gambar ini terkesan saya ada di desa. yah~itulah surau dikostanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun