Kompasianer, Bila Hilang Semangat Tetaplah Menulis

Tak bisa dipungkiri, keterlibatan diri dalam sebuah peristiwa, akan memiliki daya tarik lebih kuat bila kita menjadi bagiannya. Semisal, ketika menyimak foto-foto bersama, nomor satu yang dicari adalah foto diri.

Pasang surutnya antusias sebagai Kompasianer, sebutan penulis Kompasiana, sebuah platform blog dan publikasi online yang dikembangkan oleh Kompas Cyber Media sejak tahun 2008, dengan ratusan ribu penulis, ternyata tak banyak yang mampu menulis secara konsisten.

Tak jauh-jauh mengambil kasus, penulis pun seringkali meliburkan diri tak menulis di Kompasiana, bahkan pernah beberapa bulan tak beraktifitas, termasuk membaca tulisan kawan-kawan Kompasianer.

Kurang apa sich Kompasiana, bermacam-macam kategori tulisan telah disediakan, seperti ekonomi, fiksiana, gaya hidup, hiburan, humaniora, teknologi, dan wisata.

Bagi Kompasianer yang malas menulis, dengan alasan tak ada yang menarik untuk ditulis, sebenarnya hampir tak masuk akal. Deretan kategori yang telah disebutkan di atas, nyaris lengkap.

Ada dua kategori yang termasuk masih baru, yaitu ruang kelas dan life. Nampaknya life lebih ditekankan pada sasaran tema-tema bersemangat muda, karena berisi pilihan entrepreneur, love, foodie, viral, worklife, dan diary.

Segudang manfaat akan didapat, bila kita sebagai kompasianer mau menyimak tulisan-tulisan di Kompasiana yang sebegitu lengkap membahana.

Para penulis Kompasiana atau Kompasianer, sejatinya tak bisa dianggap ringan, karena terdiri dari para penulis yang sangat ahli di bidangnya dan memiliki pengalaman valid, serta banyak penulis baru yang semangatnya tak diragukan.

Kerinduan menulis di Kompasiana, tak boleh dibiarkan begitu saja, tanpa menghasilkan sebuah karya apa pun. Ketika ingat, ada masa-masanya sangat bersemangat sebagai Kompasianer, hampir tiap hari menulis, dan banyak kawan saling berbagi komentar, sangatlah membahagiakan.

Terlibat dan menjadi bagian Kompasiana sangatlah penting, bila ingin tetap eksis sebagai Kompasianer, menuntaskan kerinduan.

Tak ada cara lain, kecuali menggoreskan seberkas tulisan tentang apa yang mudah dan menarik untuk ditayangkan di Kompasiana. Jangan tunda-tunda berpikir dan ingin menulis yang rumit-rumit, karena pada akhirnya akan lebih lama lagi tercipta tulisan terbaru kita.

Tulisan sederhana yang berhasil tayang, merupakan sukses besar, setidaknya untuk diri yang telah mampu membongkar belengu kemalasan.

Biasanya sich, setelah tulisan tayang di Kompasiana, kita lebih memiliki kepedulian tentang nasib tulisan kita.

Harap-harap cemas, ada perasaan sedih bila tak ada yang berkunjung, dan ada senyum bila banyak kawan berkunjung dan memberi nilai atau komentar. Terlebih bila tulisan kita mendapatkan label pilihan atau utama dari Kompasiana, bahagianya berasa selangit.

Tanpa disadari, tulisan yang telah ditayangkan ternyata mampu membangun keterlibatan sebagai penulis di Kompasiana, dan kita pun merasa menjadi bagiannya.

Tak usah bicara mengenai kualitas tulisan kita di Kompasiana, kembali menulis rutin, meski tak harus hebat, secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan secara bertahap.

Pancingan awal menulis, baik yang masih baru maupun para penulis senior yang kembali menulis lagi, kiranya penting untuk dicermati dan dicoba.

Keterlibatan dan menjadi bagian dari Kompasiana itu penting, seperti kita mencari foto diri dalam foto bersama kawan-kawan. Oleh karenanya, perlu diupayakan agar rutin menulis, mau tiap hari boleh atau seminggu sekali, sesuai dengan waktu dan niat semangat kita.

Bandung, 27 Januari 2021