Di awal-awal menulis di Kompasiana, 10 tahun lalu, senangnya bukan main. Hambatannya gagal mendapatkan ide, padahal ide berceceran di mana-mana. Selain itu, waktu yang sering dijadikan alasan, ternyata hanya kambing hitam, untuk membela kemalasan.
Sejatinya ide dan waktu tersedia melimpah, hanya mana yang lebih diutamakan. Lagipula, kalau pikiran banyak bercabang, mau ini mau itu, harusnya bisa menyisipkan waktu beberapa menit untuk menulis.
Tiap orang berbeda-beda, mau jadi penulis atau pembaca. Beberapa kawan punya keinginan untuk menjadi penulis, tapi hanya dibibir saja.
Menjadi penulis itu mudah, siapkan kertas dan alat tulisnya, jadilah sudah penulis. Awalnya begitu, penulis pemula sebutannya. Bila ingin berlanjut, menulislah lagi, kemudian lagi, hingga akhirnya tak terasa.
Kompasiana, wadahnya penulis dari yang unyu-unyu, atau baru bangkit sampai yang senior. Bayangkan, penulis Kompasiana, atau sebutannya Kompasianer, Pak Tjiptadinata telah menghasilkan 4895 tulisan dalam kurun waktu 8 tahun. Sedangkan diri ini, baru 500 tulisan, dan lebih lama bergabung, 10 tahun.
Salahnya di mana? Nyatanya dulu sering bolos, kalau Kompasiana sekolahan. Tak konsisten begitulah, tergantung arah angin, mudah terkena hembusan yang menerbangkan serpihan cita-cita menjadi penulis.
Padahal, manfaatnya luar biasa, sehat terasa sampai ubun-ubun, dan mampu mengikis suasana bathin yang gamang, pesimis dan tak berpengharapan.
Kalau tak percaya, tanyalah kepada Bapak Tjiptadinata Effendi, yang bulan lalu, 21 Mei, berulangtahun yang ke 77. Hingga berita ini ditulis, masih mampu mengendarai mobilnya, dan tetap sehat. Termasuk juga Bu Lina yang aktif sebagai Kompasianer.
Anggaplah menulis itu sebagai suplemen, bukan obat yang bisa berdampak pada kesehatan.
Sibuknya kerja, ada saatnya istirahat, dan menulis adalah salah satu upaya meracik kembali sel-sel yang kocar-kacir karena lelah.
Bukan bayarannya, tapi lebih dari itu, Kompasiana adalah tempatnya bercanda, bertukar-pikiran, dan berguru bagaimana menjadi penulis yang lumayan.
Tak ada keinginan untuk melepaskan diri dari Kompasiana, 500 tulisan dalam waktu 10 tahun bergabung, masih bisa ditingkatkan lagi.
Biarkan waktu berjalan, pertemanan antar penulis akan lebih luas, sementara itu kualitas tulisan akan matang dengan sendirinya. Kalau sudah begitu, jangan kaget bila suatu ketika, apa yang kita lakukan sebagai Kompasianer akan berbuah tawaran menjadi penulis buku atau nara sumber.
Selamat buat diri sendiri, tetap menulis di Kompasiana, dan menjadi inspirasi buat sesama.
Bandung, 30 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H