Memaksa para pemilik sampah agar membuang pada tempatnya nyatanya tak mudah. Tempat sampah pun terkesan kumuh, tak menarik, dan tak komunikatif. Lain halnya di Taman Balai Kota Bandung, uniknya merangsang daya untuk mematuhi perilaku buang sampah.
Mata memandang gemerlapnya warna, dan hati pun tergoda. Mencoba, baca petunjuknya sampah yang kita miliki, akan dibuang ke mana. Botol, kaleng, dan gelas ada tempatnya, begitu pula kertas, sampah yang mudah membusuk, dan sampah lainnya pun dipisahkan.
Maksud pembedaan jenis-jenis sampah adalah agar dapat dimanfaatkan untuk di daur ulang, untuk berbagai keperluan lainnya atau dijadikan kompos/pupuk tanaman.
Selain visualisasi warna yang sangat menarik, tempat-tempat sampah itu pun dilengkapi dengan info-info tentang persampahan.
Jumlah sampah di Kota Bandung saat ini, 2019, ternyata sekitar 1575 Ton/hari, dan mampu menimbun Kota bila tak dibuang selama 235 hari. Total biaya pengangkutannya pun terbilang sangat mahal, 1 Milyar lebih per-hari-nya. Sangatlah mengerikan, bila kita tak mencoba mulai memilah-milah sampah, agar total sampah terkurangi dan mampu dimanfaatkan sebijak mungkin.
Tak cukup dengan larangan buang sampah sembarangan yang tertuang dalam Peraturan pemerintah Kota Bandung, dengan ratusan hingga jutaan rupiah denda, yang nyatanya kurang greget.
Kreativitas dan daya tarik imaginasi, sangatlah diperlukan agar kita tak melulu takut peraturan, tetapi kesadaran.
Berbagi inspirasi tak ada salahnya, mungkin saja di daerah lain inginkan meraih pundi-pundi kesadaran buang sampah pada tempatnya, di sinilah saat nya.
Menyimak dan mengamati, beberapa versi tempat buang sampah berbagai nuansa, di Taman Balai Kota Bandung, kiranya akan membuka wawasan dan perilaku yang baik di saat kita membuang sampah.
Bandung, 30 Nopember 2019
