Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Buang Sampah, Anak-anak Lebih Peduli

6 November 2019   23:03 Diperbarui: 6 November 2019   23:05 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beruntung, ketika Bapak setengah tua, yang membuang sampah di tikungan jalan, tak kepergok anak-anak. Jauh beda, anak-anak usia SD biasanya lebih peduli tentang buang sampah pada tempatnya.

Polosnya anak-anak, apa pun yang guru ajarkan terkadang lebih diturut daripada orangtua-nya di rumah. Kata Bu Guru, harus ini, harus itu, tak boleh ini dan tak boleh itu. Termasuk bagaimana dan di mana sampah harus dibuang.

Anehnya, banyak orang dewasa yang tak tahu, atau mungkin tak peduli tentang dampak cemaran penyakit akibat membuang sampah sembarangan.

Sampah berceceran, di sepanjang jalan, dan menanti sebagian orang-orang yang peduli untuk merapikan atau menata pada tempatnya. Memang, sudah ada petugas khusus kebersihan yang selalu merawat sampah, tapi cakupannya terlalu luas. Mungkin saja belum jadualnya atau masih mengangkut sampah di tempat lain.

Orang-orang dewasa yang cerdik, nyata-nyata sulit membiasakan diri untuk menjaga kebersihan lingkungannya. Anjuran-anjuran sopan, biasanya tak begitu diperhatikan, bahkan diacuhkan.

Ada dua cara, mendidik dan membiasakan agar orang dewasa taat menjaga kebersihan. Salah satunya, penerapan denda yang ketat secara konsisten, bukannya kalau akan ada tamu atau pejabat datang. Peraturannya, Dilarang Buang Sampah Sembarangan, telah lama berlaku, cuma pelaksanaannya yang belum menerapkan denda tegas.

Ingat-ingat, yang teralami sehari-hari, baru beberapa tahun terakhir ini, area di sekitar tempat kerja sangatlah bersih dan rapi. Kasusnya, di pabrik yang memproduksi makanan -- minuman. Tanpa jera dan bosan, ada tim khusus yang membabat habis segala sampah-sampah yang bertebaran. Hasilnya, area pabrik bersih, dan tak sempat lagi ada kotoran.

Begitulah, nyamannya terkendali karena lingkungan bersih, setiap saat hampir pasti terlihat. Pola pandang dan pikiran selalu bersih dan rapi, di hampir semua area kerja. Akibatnya fatal, banyak kawan-kawan di tempat kerja, berubah drastis inginkan keadaan selalu bersih. Secara sadar, bila ada sampah dan kotoran, dibersihkannya tanpa harus diperintah.

www.pinterest.com
www.pinterest.com
Membius pola pandang, tepatnya seperti itu, bila di tingkat warga ada penggeraknya, Bpk RT atau RW, yang tak henti-hentinya mencipta kebersihan, kerapihan dan keindahan lingkungannya. 

Situasi bersih, bebas sampah yang terkendali dan konsisten, dapat dilakukan dengan kerja-bakti rutin. Kalau  hasil akhirnya sukses, buang sampah pada tempatnya, dan lingkungan bersih, rapi dan nyaman berkelanjutan,  bisa terjadi gatal tangan bila tak melakukannya.

Belajar dari cara anak-anak menerapkan disiplin buang sampah dan menjaga kebersihan lingkungan, orang dewasa pun seharusnya malu. Strateginya, terapkan disiplin dan jagalah selalu keadaan bersih, rapi dan nyaman, agar otak menyimpan ingatan, terbiasa tak ingin situasi kotor dan banyak sampah yang tak menyehatkan.

Bandung, 06 Nopember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun