Unyu-unyu, dua kata yang bermakna polos dan rendah hati. Setidaknya berlaku untuk diri, yang masih harus menimba pengalaman lebih banyak lagi dari orang-orang yang tergolong lebih sukses.Â
Lingkupnya tentang dunia kepenulisan, menyibak para penulis Kompasiana yang nyata-nyata tak pernah kering ide, hingga berdehem-pun bisa memberi inspirasi.
Tak mungkinlah menyoal kehebatan banyak penulis, Kompasianer, 350- ribuan lebih penulis yang bertengger di Kompasiana. Mencuplik satu saja, dari pengamatan mendalam dan serius, satu figur Kompasianer, Bpk Tjiptadinata Effendi, yang sering disapa Pak Tjipt.
Bukan saja senior dari usia, Pak Tjipt, 76 tahun, telah berhasil menelorkan lebih dari 4.400-an tulisan. Berkisah tentang pengalaman sehari-harinya, masa kini dan masa lalu yang membuatnya sukses.
Jatuh-bangun, dan perjuangannya sangat inpiratif, ketika lolos dalam berbagai halangan, hingga akhirnya sukses membuka jalan hidup bagi anak-anaknya.Â
Saat ini Pak Tjipt, yang lahir di Padang -- Sumatra Barat, 21 Mei 1943, bermukim di Benua Kanguru, Australia, bersama anak-anaknya yang menetap dan bekerja di sana. Satu hal yang perlu diketahui, istrinya, Bu Lina, juga Kompasianer hebat yang sangat aktif dan dikenal.
Nyata-nyata telah teraktualkan, Pak Tjipt yang hebat ini sudah menghasilkan beberapa buku yang berkaitan tentang kesehatan dan pengalaman hidup sehari-harinya.
Tak memandang, apakah kita-kita ini, penulis balita, unyu-unyu atau mumpuni, hampir pasti semuanya disapa dan dikunjungi.Â
Membaca, nach itu rahasianya, Pak Tjipt pasti membaca dan menyimak begitu banyak tulisan kawan-kawan Kompasianer, serta memberi komentar dan ulasan singkatnya.
Joz Gandoz, istilah kekinian, ide-idenya Pak Tjipt tak pernah kering, kemungkinan besar karena banyaknya membaca dan kaya pengalaman hidup yang membuatnya jernih mengais ide-ide hebatnya.