Tidak merokok di dalam rumah, merupakan salah satu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat - PHBS. Tak hanya merugikan bagi perokoknya, paparan asapnya pun akan berakibat lebih pada yang terdampak.
Stroke dan serangan jantung, paru-paru dan segudang penyakit lainnya, merupakan alasan penyebab diberlakukannya aturan agar lebih banyak orang tak lagi merokok.
Tak lagi manjur, peringatan bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan, meski lengkap dengan gambar-gambarnya yang mengerikan. Lagipula, kenikmatan yang dialami para perokok aktif, bergeming tak mau diganggu, meski tahu bahaya mengintai sewaktu-waktu.
Sebutan perokok pasif berlaku bagi orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.
Perokok aktif dan pasif akan memperoleh bingkisan penyakit yang sama, semisal gangguan mata katarak, kerusakan gigi, kanker kulit, kemandulan dan impotensi, selain paru-paru dan jantung.
Beberapa pesan mengharukan, yang pernah tertangkap, ketika seorang ayah diperingatkan bahwa anak-istri ingin agar ayah atau suaminya tetap sehat panjang umur, dan bersama keluarga sampai tua dengan cara stop merokok.
Peringatan apa pun sulit diterapkan, kecuali atas saran dokter bila ingin terbebas dari sakit parah yang sedang dideritanya. Senyatanya, berhenti merokok adalah kecanduan yang susah parah ditaati, bila sekadar anjuran atau himbauan.
Kawan sekerja, beberapa waktu lalu berkisah, bahwa dirinya tak lagi merokok. Alasannya, sudah ada rokok elektrik yang lebih menyehatkan. Bahkan, dia bilang cairan nikotinnya  yang terkandung dalam tabung khusus, menguap setelah pemantik panasnya dihidupkan, bisa diatur minimalis.
Nalarnya berguncang, rokok elektrik yang sering disebut vape, ternyata tak direkomendasikan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat -- FDA, juga Kementerian Kesehatan RI karena banyak korban diindikasikan telah menjadi korban penyakit paru-paru kronis.
Beberapa langkah sederhana perlu dilakukan lebih serius :
- Memberi tempat khusus bagi perokok, agar tak menularkan paparan asap pada perokok pasif. Di rumah, tempat kerja, dan fasilitas umum lainnya;
- Promosi bahaya merokok bagi kesehatan, dilakukan gencar melalui sekolah-sekolah - SD hingga perkuliahan, instansi dan fasilitas umum lainnya;
- Menaikkan harga, dari cukai rokok, agar para perokok berpikir ulang bila ingin membeli.
Tak kalah pentingnya, peran dari kawan-kawan, orang-orang terdekat yang selalu dan tak bosan-bosannya harus memberi saran dan peringatan akan bahayanya merokok.
Meski sulit, bagi perokok aktif untuk stop, niatkan kuat dan ingat akan dampak negatifnya. Masih ada waktu, bagi yang ingin berhenti merokok, karena keluarga dan orang-orang tercinta, harap-harap cemas menginginkan agar kesempatan berkumpul dan sehatnya lebih lama.
Bandung, 29 September 2019
Dipersembahkan untuk memperingati Hari Jantung Sedunia, 02 September 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H