Jangan abaikan semut! Berpelukan setiap jumpa, dan mungkin telah menginspirasi manusia. Manfaat hebatnya telah memberi bukti nyata, bahkan banyak yang belum tahu bahwa ternyata ada hari khususnya, Hari Pelukan Nasional.
Mengungkap kasih kepada orang yang kita sayangi, semisal pengalaman diri saat berkunjung ke bibi, adik mendiang ibu yang terbaring lemah karena sakit tua.
Teringat saat masih unyu-unyu, gundul tak berambut, puluhan tahun lalu ketika masa penerimaan mahasiswa baru, menyambut hangat dengan pelukan dan keramahtamahan-nya.
Bandung menjadi kota pertama, saatnya menimba ilmu, jauh dari orangtua. Dan bibi telah memberikan apa yang terbaik buat keponakannya, tumpangan sementara dan makan, bahkan terkadang uang jajan. Seingat-ingatnya, waktu itu sangatlah jarang bertemu karena jarak dan waktu.
Saatnya memberi perhatian lebih, ketika mengunjungi bibi yang lemah tak berdaya, bicara lirih, nyaris kurang jelas, dan pelukan menjadi ungkapan yang sangat tepat menyampaikan pesan.
Meski sejenak, pelukan buat bibi sangatlah berarti, tulusnya hati menyiratkan kebahagiaan yang terpancar dari mimik wajah tanpa sepatah ucap. Hati pun terhanyut, ketika bulir-bulir air mata membasahi tepi sudut mata tua-nya.
Pelukan untuk bibi tercinta, telah menyalurkan perasaan hormat dan terimakasih, peduli terhadap keadaannya yang lemah, hening dalam kesenyapan.
Tak berlaku hanya untuk anggota keluarga, anak, isteri atau keluarga dekat. Sejatinya berpelukan juga untuk kawan, karena mampu menyiratkan perasaan memberi dan menerima secara bersamaan.
Hari Pelukan Nasional, 21 Januari, dimulai pada tahun 1986 di Caro, Michigan, Amerika Serikat, dan selanjutnya menyebar ke negara-negara lainnya. Meski tak populer di Indonesia, Hari Pelukan ini telah diakui secara internasional.
Penggagasnya Kevin Zaborney, yang memikirkan gagasannya pada saat belajar di Psikologi di Universitas Michigan. Pelukan yang dimaksud pada Hari Pelukan ini adalah pelukan sebagai tanda kasih sayang, bukan seksual, sebagai tanda dukungan dan kepedulian.
Berpelukan, selama dirasakan nyaman buat keduabelah pihak, boleh-boleh saja dilakukan. Tapi jangan pernah memaksakan diri, bila yang akan kita peluk menolak atau merasa itu tak pantas.
Bijaklah bersikap! Tak harus berpelukan, masih ada cara lainnya seperti berjabat tangan atau berkata tulus bila ingin berbagi peduli dan kebahagiaan.
Bandung, 02 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H