Pengabdian dan ketulusan menjalani kehidupannya itu dikuatkan dalam doa-doa sholat tahajudnya. Di sisa umurnya, dia hanya berpasrah diri dan mengharapkan kemurahan dari Allah.
Sadar akan pentingnya menjaga kesehatan, Mak Nonok seminggu sekali, bersama kawan-kawannya olahraga jalan kaki seusai sholat subuh. Makanannya pun lebih banyak sayur-sayuran, selain kangkung dan bayam, alasannya khawatir terkena asam urat.
Pasrah dan berusaha selalu dekat dengan Allah SWT, mengikuti pengajian rutin dan memahaminya, menyiratkan keinginan untuk berkunjung ke rumah Allah. Itu katanya, saat berkesempatan berbincang bersama kawan-kawannya satu RT dalam acara buka bersama.
Pengabdian sewaktu muda, untuk adik-adiknya, dilanjutkan kepada suami yang sakit, tak ubahnya seperti pengabdian dan kecintaannya kepada Allah SWT.
Bulan Ramadan, berlipatnya berkah menguatkan harapan. Meski hampir tak mungkin, Mak Nonok masih tetap berharap bila diijinkan-Nya, mempersembahkan rasa syukurnya dan ingin melihat betapa hebatnya karya Allah di Tanah Suci.
Cimahi, 21 Mei 2019Â
Tulisan ini diikutsertakan juga di landing page http://bit.ly/berkahberlipatmu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI