Menyoal tentang pagi yang seolah gamang! Bisa jadi kurang piknik, tak pandai mengobral waktu di saat libur kerja. Berlanjut, dan berlanjut mengendap, mengganggu jiwa yang seharusnya ceria berangkat kerja.
Tak banyak yang bisa dibantu, kecuali dari diri. Bangkitkan semangat pagi, dan rauplah seperangkat kata pengikat, mengingat kembali hakekat kerja.
Banyak kawan yang tak berkesempatan kerja, keluh-kesahnya mengatakan lelah, dan merasa jauh lebih lelah menanti datangnya senja tanpa berbuat sesuatu.
Bersyukur, kunci pemantik yang harus dihangatkan! Timbulnya rasa syukur, disebabkan oleh kesadaran akan anugerah-Nya yang memberi kesempatan untuk berbakti dan berkarya.
Cobalah bila ingin menanggung risiko, berdoalah agar pekerjaan yang telah kita peroleh, diberikan kepada kawan lain yang belum bekerja, dan cobalah sensasinya menganggur.
Namun, tukar guling yang ingin dicobakan tak perlu dilakukan, bila ternyata kita telah sadar diri dan memperoleh kembali pemahaman akan nilai bersyukur yang patut dipegang erat.
Bersyukur mampu memantaskan diri, berkorban seharian dari pagi hingga senja, membanting tulang yang mungkin saja telah rapuh. Buat mereka, anak-istri, adik-kakak, dan mungkin bapak-ibu dan mertua yang menanti jerih payah kita.
Menjadi pahlawan bagi mereka semua, ungkapan terimakasihnya yang terkadang tanpa ucap, mampu menjadi vitamin agar hidup kita berasa lebih bermakna dan berguna.
Pagi tak lagi gamang, ketika ungkapan syukur telah tertanam pada jiwa yang rapuh.
Dimulai dari pengkondisian situasi, bangun lebih pagi, pakaian lebih rapi, dan wajah tak lagi kusam. Hangatkan tubuh dengan sarapan dan minuman hangat pencetus semangat, semisal kopi atau teh.Â
Bayangkan indahnya wajah-wajah bersahabat di tempat kerja, buanglah jauh-jauh ingatan kebencian dan amarah kawan atau atasan. Nikmati sejuknya lalu-lalang penghuni ceria, dan bahagiakan diri dengan musik indah milik naluri.
Tak ada kata bosan, ketika kita dengan sungguh melakukan pekerjaan yang rutin. Sebab ketika rasa kurang nyaman mulai ada, hati kecil akan menghibur dan menguatkan agar bekerja lebih baik.
Sikap dan perilaku akan mengikuti hati, dan kejernihannya akan menimbulkan kreatifitas dan hasil kerja yang optimal.
Tak selayaknya kita menuntut balas berlebihan, baru seminggu bekerja baik sudah menilai diri berbuat sewindu. Konsisten bersikap, dan bersyukur selalu menjadi kunci perilaku.
Bila waktunya tiba, pekerjaan yang telah kita tekuni dengan tulus, tak ada kata tak mungkin, kesempatan baik akan datang di jenjang yang lebih tinggi. Semangat Pagi!
Bandung, 22 April 2019