Tak sabar! Kenangan masa kecil, doeloe ketika ibu pulang dari pasar. Oleh-oleh buah kedondong, sesuatu yang istimewa banget. Praktis dan cepat, tak lagi harus dikupas, cukup dijepitkan pada engsel daun pintu, dan pecahlah buahnya.
Kedondong adalah buah-buahan tropis. Â Bentuk buahnya lonjong, berwarna hijau dengan kulit yang keras, dan dengan biji yang berserabut. Dagingnya renyah dan sedikit terasa asam. Pohon kedondong (Spondias dulcis) merupakan tanaman keras. Tumbuh subur di daerah tropis, terutama di dataran rendah, pohonnya bisa setinggi 20 meter.
Meski banyak manfaatnya bagi kesehatan, kedondong masih sering dianggap remeh. Jarang dijumpai, kedondong dijajakan di tempat penjual buah-buahan, apalagi di swalayan. Paling mungkin, bila kita beruntung akan masih bisa merasakan nikmatnya asam-manisnya kedondong di dalam campuran rujak.
Seolah tersisihkan, bahkan buah kedondong yang banyak ditemui di berbagai wilayah di Asia Tenggara dan di kepulauan Karibia, dan bijinya berduri ini memiliki banyak manfaat tersembunyi bagi kesehatan.
Kandungan vitamin A dan C kedondong yang tinggi berperan sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas dan meningkatkan daya tahan tubuh, serta mencegah penuaan dini.
Selain itu, vitamin A, baik untuk kesehatan mata, sedangkan vitamin C-nya akan mampu menjaga kestabilan kadar kolesterol.
Kandungan zat besi serta vitamin B1 dalam kedondong dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah untuk mengatasi anemia. Sementara kandungan kalsiumnya akan menjaga kesehatan jantung dan kekuatan tulang dan gigi.
Kandungan utama yang terdapat dalam buah kedondong adalah unsur gula dalam bentuk sukrosa yang berguna sebagai penambah energi dan vitalitas tubuh. Begitu juga dengan kandungan serat dan airnya yang cukup tinggi, bermanfaat dalam melancarkan pencernaan serta mencegah dehidrasi.
Dalam tiap 100 gram buah mengandung 60-85 gram air, 0,5--0,8 gram protein, 0,3--1,8 gram lemak, 8-10,5 gram sukrosa, 0,85-3,60 gram serat.
Buah kedondong, bentuknya lonjong, mulai dipanen tidak saat masak atau matang di pohon. Ketika kulit buahnya berwarna hijau, yang memandakan masih muda, sudah bisa dimakan sebagai buah potong di hidangan rujak atau diolah menjadi asinan. Saat kulit buahnya berwarna kekuningan dan mudah dikupas, menandakan buah ini masak dan rasanya manis.
Selain dikonsumsi langsung, buah kedondong dapat dihidangkan dalam bentuk manisan, asinan, rujak, dan jus tergantung selera.