Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Toilet Sapi, Dikelola Agar Tak Cemari Lingkungan

2 April 2019   00:03 Diperbarui: 2 April 2019   12:45 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada keraguan, ketika Kompas.com melansir berita sapi yang diajari kencing di toilet. Becanda atau serius, dan buat apa? Paham pada akhirnya, setelah mencari tahu latar belakang, dengan berbagai wacana cemaran.

Toilet sapi, saat ini sedang diuji di sebuah peternakan dekat kota Doetinchem, Belanda Timur, dan 7 dari 58 ekor sapi telah belajar menggunakan toilet tanpa perlu stimulasi (Kompas.com, 31/03/19).

Uji coba dimulai di sebuah peternakan di Belanda pada sebuah perangkat yang mengumpulkan 15-20 liter urine yang dihasilkan rata-rata seekor sapi per hari.

"Kami sedang menangani masalah sumbernya," kata Henk Hanskpam, penemu dan penguasa Belanda di balik program " Toilet Sapi", kepada AFP.

Kencing sapi, banyak menghasilkan gas amonia (NH3). Gas ini paling banyak disebabkan oleh kotoran hewan, termasuk kencingnya, dibandingkan dengan sumber-sumber cemaran amonia lainnya.

Saat kencing sapi dalam jumlah banyak membusuk, misalnya di sebuah peternakan besar, gas amonia yang dilepaskan dapat bergabung dengan senyawa lain dan mencemari udara, air, dan tanah. Paparan ini dapat menyebabkan penyakit paru-paru hingga kematian, gagal panen, dan kematian hewan massal.

Kepedulian penemu ide toilet sapi, rupanya paham betul akan kerugian yang akan diterima, bila membiarkan liar amonia tanpa kendali.

Ilustrasi Sapi Perah. Sumber : https://glutenfreegirl.com
Ilustrasi Sapi Perah. Sumber : https://glutenfreegirl.com

Seiring dengan cemaran amonia, sebuah tim ilmuwan yang dipimpin para peneliti dari Universit Libre de Bruxelles (ULB) di Belgia telah menggabungkan sembilan tahun data satelit untuk membuat peta paling komprehensif dari gas amonia di atmosfer (Kompas.com/07/12/2018).

Peta amonia yang dibuat tim ULB telah diterbitkan bersama laporannya dalam jurnal Nature yang terbit Rabu (5/12/2018). Dalam makalah itu mereka mengungkap ada lebih dari 200 titik yang mengandung emisi amonia di seluruh dunia.

Betapa hebat dan parahnya cemaran amonia yang dipetakan dari satelit oleh para peneliti, menjadikan uji coba toilet sapi makin berarti.

Meski sulit, membiasakan sapi-sapi kencing secara teratur di toilet, usaha Henk Hanskpam, sang penemu, tak bisa diremehkan. Secara bertahap sapi-sapinya telah patuh pada program yang dicanangkannya.

Sebuah kotak, sebutlah toilet kecil, ditempatkan di belakang sapi, sementara di depannya diletakkan bak makanan. Setelah selesai makan, sebuah lengan robot menstimulasi saraf di dekat ambing sapi, yang kemudian membuat hewan itu ingin kencing.

Dikelolanya kencing sapi dengan toilet, amonia-nya dapat  dimanfaatkan untuk keperluan pertanian dan lain-lain, dan  tidak dibiarkan bebas lepas di udara. Hebatnya toilet sapi, meski baru tahap uji coba. 

Upayanya berdampak luas bagi kesehatan dan lingkungan hidup, dengan cara mengurangi cemaran amonia secara global.

Bandung, 02 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun