Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengulik Manfaat Kemasan Susu UHT yang Multi Lapis

30 Maret 2019   21:04 Diperbarui: 10 Juli 2024   13:55 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kemasan Susu UHT (Sumber: lifestyle.kompas.com)

Berkali-kali ditanya kawan, apakah benar Susu UHT diproses tanpa bahan pengawet. Pasalnya, Susu UHT mampu bertahan hingga 10 bulan tanpa harus disimpan dalam pendingin.

Sulitnya pemahaman awam, menyoal tentang temperatur masak susu yang 140 derajat Celcius, sebagaimana perlakuan Susu UHT agak mengaburkan pola pikir.

Dalam keseharian, bagaimana mungkin memanaskan pangan cair, semisal susu segar, atau minuman lainnya, dengan temperatur jauh di atas 100 bahkan sampai 140 derajat Celcius.

Teknologi UHT (Ultra High Temperature) menjelaskan dan menjadikannya nyata bahwa temperatur tinggi dapat dicapai dengan durasi beberapa detik saja.

Purwiyatno Hariyadi, pakar teknologi pangan, Guru Besar di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), menyatakan bahwa Susu UHT (Ultra High Temperature), merupakan produk susu yang diolah dengan cara dipanaskan pada suhu 140 derajat Celsius, sekitar 2 -- 5 detik, mampu membinasakan semua bakteri, spora, dan jamur yang terdapat dalam susu mentah.

Teknologi UHT, dilakukan dengan cara melewatkan produk susu melalui pipa-pipa, dalam posisi lingkungan panas uap hingga tercapai temperatur 140 derajat Celsius. Dalam hal ini produk susu tak berkontak dengan bagian luar pipa, tetapi hanya memanfaatkan panasnya dalam hitungan beberapa detik.

Tak lagi ada keraguan bahwa Susu UHT awet dan tahan lama tanpa harus menambahkan pengawet. Pengawetnya, kalau mau dimudahkan pengertiannya adalah temperaturnya yang super panas.

Seperti kita pahami, bahwa susu adalah bahan pangan yang sangat lengkap kandungan gizinya. Bukan hanya manusia, bahkan hewan pun sangat menyukai susu, tak terkecuali bakteri, spora dan jamur.

Ciri-ciri susu yang telah tercemar bakteri, akan terjadi perubahan fisik seperti lebih kental atau membentuk gumpalan, atau adanya perubahan fisik permukaan yang telah ditumbuhi jamur. Selain itu, berbau busuk, dan berubah rasa menjadi asam atau agak pahit, tergantung jenis cemarannya.

Susu UHT yang telah diproses, tanpa kontak langsung tangan manusia, dilanjutkan dengan pengemasan. Tak ada celah, bagi masuknya cemaran, karena langsung dikemas mesin khusus dengan kemasan multi lapis yang kuat dan kedap udara.

Kemasan multi lapis terdiri dari enam lapisan, tersusun dari allumunium foil, polyethylene plastis serta kertas pelindung khusus dari paparan sinar ultra violet, udara serta bakteri.

Hebatnya fungsi kemasan multi lapis, memberikan jaminan bahwa Susu UHT terlindung dari bahaya cemaran bakteri dan lain-lain, hingga saatnya dikonsumsi. Kandungan gizinya pun tak berbeda dengan yang asli, sebelum diproses sangat singkat selama 2-5 detik, dengan pemanasan 140 derajat Celsius.

Pasangan serasi, pemanasan UHT (Ultra High Temperature) dan pengemasan multi lapis, telah nyata menjawab keraguan, mengapa Susu UHT tahan lama, tak mengandung zat pengawet dan bernilai gizi selayak susu segar.

Bandung, 30 Maret 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun