Bebas! Selepas tuntas membahas materi papan atas, saatnya bebas terbatas. Dua hari di hotel, fasilitas makan dan tidur sesuai kapasitas, menuai ide-ide cerdas berkualitas.
Dari Bandung ke Yogyakarta, Sabtu (23/02/19), tugas kantor bersama teman-teman, ada rasa ingin santai pasca berpikir keras. Dimulai dari Stasiun Yogyakarta, menyibak suasana sekitar stasiun dan Malioboro yang legendaris.
Hiruk pikuknya, suasana jalan di jelang sore, membiaskan pandang, bila tak pandai menembus ciri khas kota. Satu di antaranya, di emperan dekat Tugu, sebelum masuk Malioboro, ada Sate Ayam.
Jangan bandingkan dengan kelas-nya hotel, selain bising lalu-lalang kendaraan, dijajakan pula tanpa meja makan. Jualannya pun lesehan di lantai trotoar.
Kreativitas diperlukan, siapkan posisi duduk tak menghadap arah jalan, supaya lebih nyaman dan aman. Santailah duduk di bangku mini, tangan menyangga Sate Ayam dan nikmati kelezatannya.
Sate Ayam, dibakar kering, dilengkapi potongan ketupat, plus bumbu kacangnya, siaplah dihidangkan.
Semirip kerjasamanya, satenya disiapkan oleh ibu dan anaknya, jaranglah hal ini dilakukan di kota-kota lain. Celoteh para pedagang, berbahasa Jawa, menghibur dan memberi rasa lebih serta menyadarkan suasana aktual Yogyakarta yang asri.
Satu porsi cukuplah sudah, harga terjangkau dan perut berasa padat, siap menyusul kawan-kawan yang tak sabar ingin segera jumpa Malioboro.
Semakin indah mata memandang, menelisik seluk-beluknya Jalan Malioboro. Tak bisa dibayangkan apa jadinya bila perut tak diisi Sate Ayam. Mungkin saja Malioboro akan tampak buram dan kumuh di pelupuk mata.
Bandung, 17 Maret 2019