Malioboro memang ikon-nya Kota Yogyakarta. Trotoar lebih lebar, setelah dilakukan renovasi, dengan bola-bola batu di tepinya, Sabtu (23/02/19).
Meski berdesak-desakkan, para turis senang-senang saja, bahkan ada yang sengaja memperlambat langkah karena perhatian tertuju pada barang-barang yang dijajakan di depan toko-toko.
Aneka batik, baju, kaos, blangkon, dan cinderamata mengaburkan penglihatan bagi yang suka berbelanja, bahkan inginnya diborong semua bila tak dibatasi faktor uang.
Makanan pun tersedia, dari mulai sate ayam, gudeg, mie bakso, dan aneka minuman, yang mampu menuntaskan lapar dan kerongkongan yang haus menantang arus.
Tak banyak yang tahu, ternyata ada sepasang mata ganas singa raksasa, menganga menanti sapa. Bila kurang jeli, keberadaan patung singa, tak mudah terlihat, terganggu hiruk-pikuknya situasi. Akibat dari mata tergagap dan melahap apa saja yang terlihat di sepanjang Jalan Malioboro.
Patung ini dipasang di Malioboro, akhir tahun 2017, dalam rangka ulang tahun Kota Yogyakarta yang ke-261 dan diberi nama "Petangguh"!
Patung Singa ini seolah hidup, langkahnya gagah menatap, memantaskan dirinya dan ingin menunjukkan jati diri, seperti hebatnya Jalan Malioboro yang tak pernah sepi pengunjung.
Tak banyak yang berswafoto, ataukah terabaikan sibuknya belanja oleh-oleh, seperti yang biasanya dilakukan para turis bila ada yang terlihat aneh.
Patut diduga, bila mereka-mereka yang terlanjur, tak sempat menikmati kehebatan gaya singa, dan membaca media, bisa jadi akan kembali suatu saat.
Patung Singa, sungguh luar biasa, jangan terabaikan bila suatu saat berkunjung ke Kota Yogyakarta, khususnya Jalan Malioboro.