Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berpasrah Ketika Menanti Kawan Dioperasi

4 Februari 2019   21:13 Diperbarui: 5 Februari 2019   22:50 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ketika Pak Darga (76 thn) dan keluarga menanti anaknya yang sedang di operasi di RS, Bandung, Senin (04/02/19), Foto Dok Pribadi.

Manusia itu lemah, di hadapan Tuhan. Kembali dipahami, di saat-saat tertentu, semisal ketika menunggu operasi salah satu kawan di rumah sakit.

Sebutlah Pak Dayat (43 tahun), kawan sekerja yang waktu itu di operasi kedua kalinya, menyusul operasi pertama tiga hari sebelumnya.

Delapan anggota keluarganya, menanti penuh harap sejak masuk ruang operasi, pukul 09.00 hingga 4 jam setelahnya masih belum selesai, Senin (04/02/19).

Serius, bisa dibilang penyakitnya, sejak diputuskan dokter untuk operasi, gangguan batu empedu dan benjolan di bagian usus. Lelah juga keluarganya, bekutat masalah biaya operasi yang tak murah, pada akhirnya membuahkan kepastian bahwa biaya ditanggung asuransi.

Pasca operasi pertama, situasi belum menjanjikan, kadar Hb cenderung turun, meski telah di-infus. Kata dokter ada pendarahan di dalam, dan perlu operasi lanjutan.

Menanti, ya menanti saat Pak Dayat selesai di operasi, yang kedua, mencekam, hening tak ada senyum, ketika kawan-kawan sekerja hadir menemani.

Ayahnya, Pak Darga (76 tahun) tampak menenangkan diri, memijit keningnya, memohon kesembuhan buat putranya. Sementara istri Pak Dayat berbaring lemah memejamkan mata, di kursi ruang tunggu, di depannya, bersama anggota keluarga lainnya.

Manusia ternyata tak mampu memaksakan kehendak Tuhan, sebagai makhluk lemah, dan hanya bisa berpasrah, memohon kesembuhan kepada Sang Pencipta.

Saat itu yang sedang terjadi adalah upaya dari tangan-tangan terampil para dokter ahli yang berusaha untuk berbuat yang terbaik. Berjuang maksimal untuk kesembuhan Pak Dayat.

Kawan-kawan sekerja, tak bisa berbuat lain, kecuali memberi semangat dan memahamkan pada keluarganya bahwa para dokter pasti sedang dan telah melakukan yang terhebat. Bertahap, dan sepintas menyiratkan pesan bahwa manusia hanya mampu berusaha dan berpasrah diri, karena Tuhan akan memberikan yang terbaik.

Menanti, saatnya kawan keluar dari ruang operasi di rumah sakit, memberi pelajaran hidup yang luar biasa, bahwa manusia itu hanya mampu berpasrah diri. Berdoa, berusaha dan berjuang untuk kebaikan, dan menyerahkan sepenuhnya keputusan apapun yang menjadi kehendak-Nya, merupakan pemahaman bijak.

Bandung, 04 Feb 2019

Catatan : Inspirasi aktual, di RS Emanuel -- Bandung, 04/02/19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun