Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Natal Bukan Sekadar Lontong, Opor Ayam, dan Sambal Goreng

25 Desember 2018   12:45 Diperbarui: 25 Desember 2018   16:05 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan malam sepulang Misa Natal, Senin (24/12/18), bersama keluarga, anak-istri sangatlah membahagiakan.

Menunya biasa-biasa saja : lontong, opor ayam dan sambal-goreng, hasil rekayasa masakan sang istri beserta asesoris pelengkapnya seperti emping dan kerupuk udang.

Satu anak laki-laki nomor dua bersama istrinya yang tinggal di Jakarta, dua anak perempuan, kakaknya yang dari Jogja dan si bungsu, telah menyiratkan haru dan bahagia di rumah yang tak begitu mewah, Cimahi, kota kecil berjulukan Bandung Coret di lokasinya yang berbatasan.

Sementara itu, kabar bencana Tsunami  Banten – Lampung (22/12/18), terkini dilaporkan beberapa stasiun tv silih berganti, menajamkan rasa peduli dan keprihatinan mendalam.

Meski bahagia, malam natal menyisakan nalar untuk ikut berbagi doa agar para korban yang meninggal dunia diberikan tempat yang layak di sisi-Nya, dan yang luka-luka dipulihkan, serta kepada para keluarga yang ditimpa musibah diberikan kesehatan dan ketabahan. Update Kompas, Tsunami Banten dan Lampung (24/12/18), 281 Meninggal, 1.016 Luka-Luka, dan 57 Hilang.

Dua berita pun, ikut memperkaya naluri, saat pagi ini hendak bersiap ke gereja, Misa Natal (25/12/18).

Lagi-lagi laman kompas.com memberitakan, “Natal di Bukit Menoreh, Warga Muslim Jaga Rumah Umat Kristiani yang Pergi ke Gereja", dan "Pemuda Masjid di Ambon Bantu Jaga Ibadah Natal di Gereja".

Terharu, tak ada kata lain yang lebih menyentuh. Sikap toleransi itu sejatinya memang sudah ada dan tersedia di hati sanubari bangsa Indonesia sejak doeleoe, sejalan dengan komitmen awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sepulang Misa Natal (25/12/18) pagi ini, rencananya kami sekeluarga akan mengunjungi bibi, adik ibu yang muslim, di Kota Bandung.

Bibi yang saat ini telah berusia 80-an tahun, dan sakit tua, tergolek lemah dan dirawat oleh Om, suaminya. Anak-anaknya telah berkeluarga dan tak tinggal serumah.

Pasti dan itu akan terjadi, bahagianya bibi bila kami sekeluarga berkunjung. Seperti saat bertemu, Idul Fitri lalu, ada kerinduan, haru dan bahagia terpancar dari sorot mata dan kata-kata bibi yang lirih dan terbata-bata.

Sejatinya, Bibi sangat bangga atas kehadiran keponakannya, aku, yang dia kenal dari status kepala botak, kuliah pertama di Bandung berpuluh tahun silam, dan kami sekeluarga, hingga kini beranak-pinak.

Lengkap sudah, Natal 2018, bahagianya bukan saja dikarenakan ada lontong, opor ayam dan sambal-goreng.

Makna terdalam, kepedulian itu nyata ada di depan mata, wujud sikap toleransi yang harus dipertahankan dan dijaga, untuk kehidupan yang bahagia, dan penuh kedamaian di Bumi Indonesia tercinta.

Selamat Hari Natal – 2018

Cimahi, 25 Des 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun