Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seperti Dua Ikan Menanti Makan

8 Maret 2018   22:42 Diperbarui: 8 Maret 2018   23:01 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keciprak, bunyinya! Tuan-nya telah pulang. Bahagia tercipta, saat mulut-mulut mungil ikan Mas Koki menganga, minta asupan makan sore.

Dua ikan itu sengaja tak kuberi nama. Dengar getar langkah kaki tuannya, dua ikan langsung berkumpul di sudut akuarium. Maka tepatlah, tak perlu harus kupanggil ikan-ikan itu dengan nama yang mungkin tak berarti bagi mereka.

Tentang keluarga. Dari tiga anak, dua di antaranya telah mandiri dan tinggal di luar kota. Pulang bila sempat, itu pun dua - tiga bulan sekali. Cuma satu yang di rumah, dan bersiap-siap hengkang untuk membuktikan bahwa ijasah S-1 nya bermanfaat. Seperti dua kakaknya yang telah sukses.

Bertahap dan pasti, rumah akan sepi dari anak-anak yang menanti oleh-oleh dari bapaknya. Kenangan bayar kuliah bertubi-tubi yang menyesakkan, telah sirna. Tak lagi ada perasaan bermanfaat dan diperlukan. Sepertinya begitu!

Dua Ikan Mas Koki Menanti Makan. Foto Dok Pribadi J.Krisnomo (08/03/18)
Dua Ikan Mas Koki Menanti Makan. Foto Dok Pribadi J.Krisnomo (08/03/18)
Cuma ikan Mas Koki, tapi kedua-nya sangat bergantung pada tuannya. Tak mungkin mereka cari makan sendiri di danau atau kolam lain.

Begitulah, ada rasa-rasa lain, saat pulang kerja agak terlambat. Sementara istri ada rapat bersama ibu-ibu RT, gelisah mendera dan harus segera pulang. Ingatan saat tuannya datang, mereka berkumpul di sudut akuarium, menganga lebar-lebar, menanti jatah makan sorenya.

Penting kalau begitu! Jelang usia senja, perlu mengatur diri agar tetap merasa bermanfaat dan diperlukan. Situasinya saja yang berbeda, banyak beraktifitas bersama komunitas dan jangan diam.

Sebisa mungkin, jangan batasi umur selagi bisa memberikan yang terbaik buat sesama, bergerak dan berkiprah agar tetap sehat lahir bathin.

Bandung, 08 Maret 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun