Istilahnya terpontal-pontal. Pengalaman menarik ini terjadi saat tur, naik truk bersama kawan-kawan sekerja. Tujuannya Wisata Gunung Tangkuban Perahu, Lembang Kab. Bandung Barat, Minggu (25/02/18).
Truk bukan sembarang truk. Tapi truk tentara milik Pusdikter, berkapasitas 20-an, duduk berjajar, memanjang kiri-kanan. Juaranya lomba baris-berbaris sebagai salah satu cara melatih kekompakkan dan disiplin karyawan, sesuai janji.
Alhasil, berangkatlah Sang Juara, total 80-an termasuk bonus satu anggota keluarga, ber-iringan empat truk.
Gunung Tangkuban Perahu, merupakan gunung yang masih aktif, dengan kawah lebar menganga di puncaknya, di ketinggian 2.084 meter.
Berdurasi sekitar dua jam, jarak tempuh 30-an Km terlampaui dari Padalarang ke Tangkuban Perahu. Riangnya hati, melupakan sedikit kemanjaan yang diperoleh saat duduk di atas kendaraan pribadi atau umum.
Beberapa candaan terlontar, bagi yang badannya dominan tulang, alias kurus. Kasian deh loe. Tiap goncangan ketidakrataan jalan, saat terpontal-pontal, nyeri sakitnya tulang beradu kayu jok kursi, memancing teriakan canda histeris.
Dikarenakan jalan ke arah kawah terlalu sempit dan berkelok, maka truk dan bis, diharuskan parkir di area yang sudah disediakan, lanjut naik mobil kecil yang disebut ontang-anting.
Biaya yang diminta, ekonomis dan terkendali, retribusi masuk kawasan, parkir dan bayar ontang-anting. Hanya itu saja. Makanan dan cinderamata tersedia di sekitar bibir kawah Tangkuban Perahu, berjajar dan teratur rapi.
Bersyukur, dan berniat lebih baik lagi, disiplin dan kompak dalam keseharian, menularkan semangat sehat kepada kawan-kawan sekerja yang tak berkesempatan!