Bambu tua itu telah mati. Ditebang habis, cuma tersisa akar-akar penanda bahwa di situ pernah ada pohon bambu. Manfaatnya jelas, sebagai penghalang derasnya angin dan mengurangi polusi udara.
Penduduk sekitar pun merasa termudahkan dengan ketersediaan bambu untuk keperluan rumah semisal pagar, bilik, bahan pembuatan alat-alat dapur dan lain-lain. Sesekali plus, bonusnya rebung bambu muda dapat diolah jadi makanan, lumpia, tumis dan lain-lain.
Tuanya koloni bambu, diperkirakan sudah puluhan tahun. Disebut demikian karena bambu yang sudah cukup umur bisa ditebang, dan akan berganti secara alamiah dengan tumbuhnyua tunas bambu lainnya.
Musik orkestra alam, sering diperdengarkan ketika batang-batang bambu beradu tertiup angin. Semilir berbagi udara segar di siang hari, membawa oksigen yang dihasilkannya. Pohon bambu selain menyerap polusi udara CO2, menghasilkan O2 - oksigen 30 persen lebih banyak dibandingkan pohon lainnya.
Bambu juga mampu menahan air, menyerap air 90 persen dan melepaskan sisanya. Artinya, di sekeliling tanaman koloni atau rumpun bambu tersimpan banyak cadangan air. Terbukti dari melimpahnya air tanah di saat musim kering, sementara daerah lainnya tak lagi tersisa. Tanah pun tak mudah hanyut terkikis arus air, atau erosi.
Mereka tak galau, meski bambu tua itu ditebang dan dimusnahkan. Sebagian masyarakat telah menyiapkan penggantinya, tak jauh dari bambu tua.
Nilai kemanfaatan harus dilestarikan, artinya multiguna yang dimiliki pohon bambu tak seharusnyab terhenti karena orang-orang yang tak peduli. Di saat bambu tua telah mati dan ditebang, bambu muda telah siap.
Memelihara sikap peduli, dan kemanfaatan itu mutlak dimiliki oleh kita-kita. Disiapkan! Artinya bila agen-agen penggerak jiwa kebaikan, kebenaran dan kemanfaatan tak lagi eksis, sebagai akibat keterbatasan umur, generasi mudalah yang melanjutkannya.
Teladan batang bambu nampaknya layak disimak. Dalam  kesederhanannya, bambu tidak berbuah atau berbunga untuk dirinya sendiri. Namun tegas, berbuah dan berbunga kemanfaatan bagi orang lain, dengan kerendahan hati, seperti kosongnya lubang batang bambu.(jk)
Cimahi, 02 Nov 2017
Penulis  : Johanes Krisnomo
Catatan : Ilustrasi pohon bambu, di sekitar Ciawitali - Kota Cimahi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H