Saat ini, lahan pertanian, khususnya di daerah semi perkotaan, banyak yang telah berubah fungsi menjadi lahan perumahan. Kebutuhan tempat tinggal menjadi prioritas. Sementara, kaum mudanya lebih banyak memilih menjadi pekerja daripada bertani.
Sekadar berbagi pemahaman, di suatu saat, mungkin saja anak-anak tak kan lagi tahu bahwa sayur-mayur yang dikonsumsinya adalah hasil proses. Mereka, harus pergi ke desa-desa yang jauh, bila ingin memahami cara bertanam sayuan, sebagai proses pembelajaran.
Itu akan terjadi, di masa mendatang, saat lahan-lahan pertanian sudah habis tergusur dan beralih fungsi menjadi perumahan.
Selada, daun berwarna hijau segar ini masih dalam proses pertumbuhan, menunggu panen, tiap tiga puluh lima hari. Tak jauh dari lokasi, pemilik yang berbeda, selada ada yang sudah siap petik, Â Minggu (09/07/17).
Sekadar info, selada (Lactuca sativa), kaya zat gizi dan sangat baik bagi kesehatan. Bentuknya seperti lobak berdaun kembang, sering dipakai dalam pembuatan sandwich dan burger.
Lambat dan pasti, bila lahan pertanian sudah tergusur, selada dan kawan-kawannya bisa saja tak lagi nampak. Berganti menjadi bangunan batu-bata yang kering kerontang.
Kecuali bila, nantinya lahir dan bertumbuh, para perintis, pemilik pola-pikir kreatif yang bersedia meluangkan waktunya bertanam sayur di area miskin lahan, semisal sayuran hidrophonik.
Cimahi, 12 Juli 2017
Penulis : Johanes Krisnomo
Catatan : Inspirasi dan foto-foto, J.Krisnomo, saat melintas di kawasan perumahan, Kota Cimahi, Minggu (09/07/17).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H