Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahagianya Jadi Tukang Becak

22 Februari 2015   05:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:44 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh : Johanes Krisnomo

Pak Apo, lengkapnya Apo Sutisna, asli Garut, saat ini tinggal di Kota Cimahi – Bandung. Profesi sebagai Tukang Becak telah digelutinya selama 50 tahun. Teman-teman dan keluarga seangkatan di kampung asalnya kebanyakan sudah berpulang, tinggal satu sahabat namun pikun dan tak bisa diajak bernostalgia. Saat ini, status umurnya sekitar 75 tahun, karena dia ingat waktu disunat, umur 2 tahun, Jepang baru saja datang.

Wajah Pak Apo, tampak sumringah ketika diajak berbincang tentang alasan masih eksisnya menjalani profesi tukang becak, Sabtu (21/02/15). Keriput wajahnya berayun elastis, senyumnya transparan tanpa gangguan kacamata, didukung indra pendengar yang masih joss!

Target utama yang membuatnya sedikit tenang, ketika uang sebesar lima ribu rupiah sudah ditangan sebagai pembayar uang setoran harian becak sewaannya. Setelah itu, Pak Apo bisa berbincang dan bercanda riang bersama teman-teman yang jauh lebih muda, sebagai pengisi waktu luang menunggu penumpang.

Membaca adalah kegembiraan lain yang dilakukannya, meski lewat koran-koran bekas, dan satu hal lain selama menunggu tak pernah sekalipun tertidur seperti para tukang becak pada umumnya sehingga bila ada calon penumpang tak mungkin lolos.

Jalan hidup manusia harus disyukuri, kata Pak Apo, meski terkadang cuma dapat 15 ribu, Tuhan telah mengatur segala sesuatu dengan baik. Terbalut wajah polos, banyak menolong orang lain, dan menjaga hati bahagia tanpa iri dengki, telah membukakan jalan bagi orang lain untuk berbagi rejeki kepada Pak Apo.

Sebagai Tukang Becak, yang telah dicukupkan rejekinya, dalam ukuran Pak Apo, disyukuri mampu membiayai kehidupan di sisa umurnya. Selain itu, dibalik wajah optimisnya, dia masih dapat menanggung pembiayaan dan berharap agar cucu, dari anak perempuan pertamanya, lulus SMK – Sekolah Menengah Kejuruan, dan tidak menjalani profesi seperti kakeknya.(jk)



14245323931529230154
14245323931529230154

Sumber Foto Dok Pribadi

Cimahi, 21 Feb 2015



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun