Mohon tunggu...
STAI Al Furqan Makassar
STAI Al Furqan Makassar Mohon Tunggu... Human Resources - Islamic Reformer Generation

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melawan Domestikasi Perempuan dalam Rumah Tangga

16 Oktober 2022   19:21 Diperbarui: 16 Oktober 2022   20:02 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat  yang memandang domestikasi perempuan akan tetap melihat dengan baik-baik saja, ketika seorang ibu dengan balita digondengnya sambil menyapu, memasak di dapur, menjemur pakaian, dan begitu seterusnya. Setelah anak-anaknya besar sang ibu mengurusi sekolah si anak, mempersiapkan segala keperluannya bersekolah dari A sampai Z, dari 0 sampai ke 0 lagi. Yang lebih ekstrim ada pula anak-anak yang taunya menerima pelayanan ibunya tanpa pernah membantu. 

Setelah sang anak menikah lalu memiliki anak, si ibu lagi yang mengurusi cucunya, ditambah mengurusi rumah (bahkan sampai mengurusi isi perut orang serumah). Tak habis harinya dari bangun tidur sampai tidur lagi untuk mengurusi berbagai persoalan rumah (pun bisa saja dalam keadaan yang sakit). 

Siklus itulah lumrah di banyak elemen dan jenis masyarakat kita, dari daerah ke daerah. Maka tak heran bila Dian Sastro dalam salah satu kesempatan wawancara dengan media, mengatakan: "It's Slavery".

Padahal, Baginda Nabi sebagai uswatun hasanah kita begitu romantis nan indah, dalam membina rumah tangganya, yang bukan hanya memposisikan istrinya sebagai ibu/istri namun juga mitra terkasih dan tersayang bagi terbangunnya rumah tangga yang penuh keteduhan dalam dekapan ridho Tuhan. 

Pada akhirnya masyarakat kita butuh pencerahan--tercerahkan tentang konsep berumah tangga yang komunikatif serta penuh kebersamaan yang kokoh demi "rumah" dan "tangga" dalam jalinan hati kesetiaan membersamai.

Sudah bukan zamannya, peran perempuan hanya berkutat seorang diri dalam rumah tangga, dengan jadwal-jadwal domestik, namun juga peran-peran kolektif dan apresiatif. 

_Tabik. Dari seorang Perempuan, Ibu, Istri, yang mengharap saudari dan mahasiswi, agar lebih memahami arti seorang perempuan sejati. 

~~~
Editor: Tim Al-Furqan Media
STAI Al-FURQAN INFO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun