Penulis : Adlan Daie (Wakil Sekretaris PWNU Jawa Barat). Â
Hari Kamis tanggal  7 Pebruari  2019   H.Supendi, Wakil Bupati Indrmayu resmi dilantik sebagai Bupati (definitif) Indramayu oleh Gubernur Jawa Barat, di Gedung Sate, Kantor Gubernuran Jawa Barat, untuk  melanjutkan sisa waktu periode masa jabatan Bupati hinggaa akhir tahun 2020  menggantikan Hj. Ana Shopanah yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Bupati Indramayu beberapa bulan lalu. Â
Proses poltik untuk mengisi jabatan wakil  bupati yang ditinggalkannya dalam kerangka mekanisme yuridisnya diusulkan (dimungkinkan lebih dari satu orang) dari koalisi partai pengusungnya (Partai Gerindra, Demokrat dan PKS) kepada bupati dan selanjutnya bupati menyampaikan ke DPRD untuk dipilih dan ditetapkan sebagai wakil bupati baik lewat mekanisme voting maupun musyawarah mufakat tergantung dinamika proses politiknya.
Karier politik H. Supendi baik sebagai Bupati Indramayu maupun sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Indramayu tidak terlepas dari faktor "power of infulencer" H yance, yakni kekuatan pengaruh politik H. Yance, Bupati Indramayu dua periode (2000-2010). Â
Pengaruh politiknya tumbuh kuat secara inheren dalam dirinya karena proses politik dan interaksi sosial yang intens dan panjang dengan lingkungan sosialnya. Inilah sejatinya pemimpin politik dalam perspektif Cindy Adam, penulis buku biografi politik Bung Karno. Tidak luntur daya pengaruhnya betapa pun jabatan yang melekat dalam dirinya telah ditinggalkan.Â
Jauh berbeda dengan tipologi pejabat hasil "mark up'' pencitraan kontestasi politik elektoral yang mudah "lapuk" pengaruhnya seiring dengan berakhirnya masa genggam jabatannya.
Dalam konteks inilah, meskipun karier  birokrasinya nyaris lengkap dalam lintas organisasi perangkat daerah dan hampir dua periode mendampingi Hj. Ana Shopanah sebagai Wakil Bupati Indramayu, tingkat keberhasilannya memimpin Indramayu harus dibaca dari seberapa besar injeksi daya dukung pengaruh politik H. Yance untuk mempermudah jalan mengatur ritme birokrasi, komunikasi yang konstruktif tapi tidak transaksional dengan DPRD, pola hubungan yang sinergis dengan instansi-instansi vertikal.dan relasi sosial denga simpul-simpul masyarakat.Â
Terlebih pelaksanaan Pemilu legislatif dan Pilpres tiga bulan mendatang meniscayakan hadirnya stabilitas politik dan kondusifitas daerah yang bertali temali dengan anasir-anasir sosial lainnya.
Paparan diatas haruslah dimaknai bahwa entitas pengelolaan management pemerintahaan dibawah kepemimpinannya bukanlah pekerjaan teknis birokrasi yang berisifat mekanis melainkan sebuah proses pekerjaan pelayanan publik yang  terkoneksi dengan dimensi sosial dengan  kepentingan yang beragam dan acapkali berbenturan satu sama lain, rentan menimbulkan potensi konflik politik secara horizontal dan disharmoni sosial di akar rumput.Â
Di sinilah urgensi pengaruh politik H. Yance bersama kompnonen politiknya lainnya dalam konteks "membantu" penguatan komunikasi dan koordinasi dengan lintas instansional demi tetap terpeliharanya kondusifitas daerah dalam rangka menjaga optimalisasi pelayanan publik.
Masa depan Indramayu.dibawah kepemimpinan H. Supendi, setidaknya dua tahun masa jabatanya ke depan dari sudut pandang penulis hendaknya diarahkan pada pemantapan akselerasi program yang ditinggalkan bupati sebelumnya.Â