Selain itu, kesadaran akan isu-isu lingkungan sering kali masih terbatas pada peringatan Hari Bumi atau kegiatan-kegiatan sporadis, seperti menanam pohon di sekolah. Padahal, untuk mencapai dampak yang signifikan, pendidikan berkelanjutan harus menjadi bagian dari sistem pembelajaran yang berkesinambungan, mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas. Masyarakat juga perlu dilibatkan dalam berbagai program pendidikan lingkungan, sehingga sekolah dapat berfungsi sebagai pusat pembelajaran lingkungan yang didukung oleh keluarga dan komunitas.
Pendekatan Pendidikan Lingkungan di Sekolah
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pendidikan lingkungan dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan:
Integrasi Kurikulum
Pendidikan berkelanjutan dan kesadaran lingkungan dapat disisipkan dalam berbagai mata pelajaran seperti IPA, IPS, bahkan Bahasa (Indonesia/Inggris) dan Matematika. Misalnya, dalam pelajaran IPA, anak dapat diajarkan tentang siklus air, pentingnya pohon dalam menjaga keseimbangan ekosistem, atau dampak polusi udara. Dalam pelajaran Bahasa, anak dapat diminta membuat esai/puisi tentang lingkungan, sementara di Matematika, mereka dapat diajarkan menghitung jejak karbon atau penggunaan energi.Pembelajaran Berbasis Proyek
Program berbasis proyek dapat diterapkan untuk memberikan pengalaman nyata kepada anak tentang pentingnya menjaga lingkungan. Contoh proyek sederhana seperti membuat kompos dari sampah organik (sebagai jawaban dari keresahan Carson akan pestisida kimia), menanam sayuran di kebun sekolah, atau mendaur ulang barang bekas. Melalui proyek-proyek ini, anak tidak hanya belajar konsep-konsep lingkungan, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler seperti klub lingkungan atau kelompok pecinta alam juga merupakan cara efektif untuk meningkatkan kesadaran lingkungan. Melaluinya anak dapat mengikuti kegiatan-kegiatan lingkungan seperti bersih-bersih pantai, reboisasi, atau kampanye pengurangan sampah plastik. Kegiatan seperti ini dapat membangun rasa kebersamaan di antara anak dan meningkatkan kepedulian mereka terhadap lingkungan.Teknologi dan Media Sosial
Teknologi dan media sosial dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk mengedukasi anak tentang lingkungan. Aplikasi edukasi lingkungan, video dokumenter, atau artikel online dapat menjadi sumber pembelajaran tambahan bagi anak. Selain itu, media sosial dapat dimanfaatkan sebagai platform untuk menyebarkan kampanye atau gerakan lingkungan, seperti "Challenge Sampah Plastik." Anak dapat diajak untuk aktif dalam kampanye ini, berbagi ide, dan membangun komunitas yang peduli lingkungan.Kolaborasi dengan Organisasi Lingkungan
Sekolah juga bisa bekerja sama dengan organisasi lingkungan untuk memberikan wawasan dan pengalaman langsung kepada anak. Misalnya, mengundang perwakilan dari lembaga lingkungan untuk memberikan ceramah atau melakukan kegiatan bersama, seperti penanaman pohon atau bersih-bersih jalan. Dengan keterlibatan pihak luar, anak dapat memperoleh perspektif yang lebih luas tentang permasalahan lingkungan dan solusinya.
Peran Guru dan Orang Tua dalam Mendidik Generasi Peduli Lingkungan
Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, melalui "Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani," mengingatkan kita bahwa guru adalah pemimpin yang menginspirasi dari berbagai posisi, dengan hati dan ketulusan untuk memajukan pendidikan.
Peran guru dalam pendidikan lingkungan sangat penting. Guru harus mampu menjadi teladan yang baik bagi anak, menunjukkan sikap peduli lingkungan melalui tindakan sehari-hari. Kita juga perlu terus meningkatkan pengetahuan tentang isu-isu lingkungan, agar dapat memberikan informasi yang relevan dan terkini kepada anak. Sekali pertemuan yang diadakan untuk guru-guru Bahasa Inggris oleh BBGP SUMUT, saat itu, penulis ingat betul pesan para fasilitator, dengan tegas mengatakan, kalau guru sudah tidak mau belajar lagi, tidak usah jadi guru. Selain itu, guru juga perlu kreatif dalam mengembangkan metode pengajaran yang menyenangkan dan interaktif agar anak tertarik belajar tentang lingkungan.